TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah pengajuan penerbangan tambahan atau extra flight di bandara-bandara Angkasa Pura I pada masa mudik Lebaran 2019 ini menurun signifikan dibanding tahun lalu. "Tahun ini, total pengajuan penerbangan extra flight sebanyak 1.628 penerbangan," ujar Direktur Pelayanan dan Pemasaran Angkasa Pura I Devi W Suradji di Plaza Senayan, Jakarta, Rabu, 22 Mei 2019.
Baca: Tiket Pesawat Mahal, Jumlah Pemudik Via Darat Akan Naik 30 Persen
Padahal, pada tahun lalu perseroan mendapat pengajuan 5.245 penerbangan tambahan pada periode yang sama. Meskipun, realisasi dari extra flight itu hanya 1.276 penerbangan atau hanya sekitar 24,32 persen.
Direktur Operasional PT Angkasa Pura I, Wendo Asrul Rose, memaparkan penyebab penurunan permintaan penerbangan tambahan pada tahun. Menurut dia, salah satu penyebabnya adalah tidak tercapainya realisasi pengajuan pada tahun lalu. "Tahun ini setelah lihat realisasi, kemarin rapat di kemenhub sudah disampaikan. Jadi sebaiknya ikuti realisasi," ujar Wendo.
Selain itu, kata Wendo, penurunan permintaan penerbangan tambahan itu juga disebabkan tersambungnya Jalan Tol Trans Jawa. Jalur bebas hambatan itu membuat pemudik lebih memilih jalur darat untuk pulang kampung. "Yang turun signifikan itu untuk rute Surabaya dan Yogyakarta."
Ketika ditanya apakah fenomena turunnya penerbangan tambahan itu karena tiket pesawat mahal, Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi tak mau berkomentar banyak. Ia mengatakan maskapai masih optimistis masih banyak masyarakat yang mau menggunakan angkutan udara saat mudik lebaran.
Baca: Harga Tiket Pesawat Turun, Ini Tarif Termurah untuk Rute Favorit
Faik memprediksi pertumbuhan penumpang pesawat sebesar 5 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu. Berdasarkan diskusi dengan beberapa maskapai, ia menyebut ada maskapai yang pertumbuhannya sekitar 2 persen dan ada yang 5 persen. "Jadi saya optimistis bisa bertumbuh 5 persen pada H-7 hingga H+7."