TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk memberikan masukan soal peningkatan ekonomi di masa mendatang.
BACA: Rupiah Ditutup Menguat ke Level 14.327 per Dolar AS
Dalam pertemuan singkat di ruang pribadi Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Selasa, 21 Mei 2019, Hary Tanoesoedibjo (HT) mengungkapkan dua hal yang dibutuhkan Indonesia untuk menggenjot ekonomi Indonesia yakni peningkatan investasi dan ekspor.
"Ya kalau saya lihat ke depan itu di Indonesia yang dibutuhkan bagaimana kita meningkatkan ekspor, kalau tidak devisa kita akan tergerus dan nilai tukar rupiah kita melemah, dan kalau nilai tukar melemah tidak baik bagi masyarakat. Kedua mengenai investasi, investasi swasta dalam negeri dan luar negeri, termasuk pariwisata itu devisa cukup besar," kata Harry Tanoe.
Jika kedua hal tersebut bisa dicapai, Harry Tanoe menjelaskan bukan tidak mungkin pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa melenggang hingga 6 persen atau bahkan 7 persen.
Selain kedua hal tersebut, Harry Tanoe menekankan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah mengatasi kesenjangan pendidikan dengan memanfaatkan keberadaan internet.
"Kalau perlu pendidikan itu via internet, kalau fisik kan anak Papua bagaimana harus (sekolah) ke Sulawesi itu kan mahal. Biayanya mahal, kosnya, transportnya, biaya makannya. Kalau pake internet, anak Papua di Papua, anak Aceh di Aceh, lebih murah kan," ungkap Harry Tanoe.
Dari kacamatanya sebagai pengusaha, Harry Tanoe menjelaskan usainya pemilu serentak yang ditandai dengan pengumuman rekapitulasi suara menjadi sinyal positif bagi dunia usaha.
"Saya kira ini memberikan sinyal positif bahwa sudah definitif, ada kepastian, ada penetapan, kalau ada gugatan kita tunggu lah. Tapi kalau menurut saya perbedaan yang sangat besar sulit, kalau perbedaannya sedikit ya bisa, realistis saja. Itu kalau dari kacamata dunia usaha," ujar Harry Tanoe.
BISNIS