Departemen Perdagangan mengungkapkan akan mengevaluasi apakah akan memperpanjang masa itu melebihi 90 hari.“Tampaknya langkah ini bertujuan untuk mencegah sistem internet, komputer, dan ponsel rusak,” ujar Kevin Wolf, seorang mantan pejabat Departemen Perdagangan AS.
Sebelumnya, pada Kamis 16 Mei 2019, Departemen Perdagangan AS menambahkan Huawei dan 68 entitas ke dalam daftar hitam ekspor. Tindakan ini membuat Huawei hampir mustahil untuk membeli barang-barang buatan Amerika Serikat.
Daftar entitas tersebut mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang diyakini terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan keamanan nasional atau kepentingan kebijakan luar negeri Amerika Serikat.
Kemudian pada Jumat, 17 Mei 2019, Reuters melaporkan bahwa pihak Departemen Perdagangan tengah mempertimbangkan langkah sementara untuk memberikan waktu bagi perusahaan maupun pihak yang memiliki peralatan Huawei untuk menjaga keandalan jaringan dan peralatan komunikasi mereka, mengutip seorang juru bicara pemerintah.
Sebagai informasi, sekitar US$11 miliar dari US$70 miliar yang dihabiskan Huawei untuk membeli komponen-komponen pada tahun 2018 mengalir pada sejumlah perusahaan AS termasuk Qualcomm, Intel Corp., dan Micron Technology Inc.
“Saya pikir ini adalah suatu reality check. Ini menunjukkan bagaimana barang-barang dan teknologi Huawei tersebar di seluruh dunia dan jika AS menerapkan batasan, itu akan berdampak,” ujar seorang pengacara perdagangan di Washington, Douglas Jacobson.