TEMPO.CO, Jakarta - PT Jasa Marga (Persero) memastikan dua gerbang tol anyar pengganti GT Cikarang Utama, yaitu GT Cikampek Utama dan GT Kalihurip, siap beroperasi pada Kamis, 23 Mei 2019, atau menjelang arus mudik 2019.
Baca juga: Mudik 2019, Waspada 5 Titik Rawan Kejahatan Jalur Lintas Sumatera
"Untuk melayani sistem transaksi di normal, kami hanya perlu gate dan ini InsyaAllah pada Kamis, 23 Mei 2019 sudah siap," ujar Direktur Utama Jasa Marga Tollroad Maintenance Rudy Herdiansyah di kantor proyek GT Cikampek Utama, Senin, 20 Mei 2019.
Sebenarnya, ujar Rudy, saat ini pun fasilitas itu sudah siap. Hanya saja, perseroan kini tinggal menggeber finishing. "Kami mengejar penyelesaian untuk satelit agar pada saat arus balik dan mudik semua bisa difungsikan, kami masih punya waktu untuk menyelesaikan satelit," kata dia. Ia optimistis semua fasilitas di GT Cikampek Utama siap berfungsi sepuluh hari sebelum lebaran.
Sementara itu, untuk GT Kalihurip, Rudy mengatakan progresnya sudah mencapai sekitar 83 persen. "Ini kita kejar di H-10 Lebaran, Insya Allah semua target ini kita siapkan kebutuhan arus mudik dan balik Lebaran," ujarnya.
Menurut Rudy, dengan adanya perubahan sistem di Cikarang Utama tersebut, kapasitas Gerbang Tol untuk melayani para pengendara mobil, khususnya saat mudik Lebaran, akan sangat mencukupi. Adapun lajur yang disediakan, baik untuk GT Cikampek Utama maupun GT Kalihurip, masing-masing adalah 30 lajur.
Sebelumnya, General Manager (GM) Jasa Marga Cabang Jakarta-Cikampek Raddy R. Lukman menuturkan pemindahan gerbang tol itu menjadi penting menjelang mudik Lebaran mendatang. Sebab, perseroan memperkirakan ada sekitar 150 ribu mobil yang bakal memadati GT Cikarang Utama pada masa pulang kampung. "Kita tahu Cikarut sudah tidak lagi ideal," tuturnya.
Apalagi, pada tahun ini situasi berbeda dengan tahun lalu. Kondisi tersebut antara lain Jalan Tol Trans Jawa yang sudah tersambung sampai Surabaya. Belum lagi, tingginya tarif tiket pesawat diperkirakan menyebabkan orang-orang beralih moda ke kendaraan pribadi.
Persoalan juga bertambah dengan adanya proyek jalan tol layang Jakarta - Cikampek. Proyek itu membuat jumlah gardu yang beroperasi berkurang. "Jadi kalau one way bisa terbayang apa yang terjadi," ujar Raddy.
Pertimbangan lainnya, Raddy mengatakan pergerakan komuter sekarang sudah semakin jauh. Dulu, kebanyakan masyarakat komuter masih berasal dari Bekasi atau Cikarang. Namun, sekarang sudah sampai Karawang. Untuk itu, pemindahan gerbang tol tersebut diharapkan akan lebih memudahkan.
Adapun pemindahan ke kilometer 70, ujar Raddy, pertimbangannya adalah lantaran bebannya paling kecil dan areanya tersedia. "Jadi kalau hari-hari di sini (Cikarang Utama) 65 ribu sampai 70 ribu di sana hanya 27 ribu."
Baca berita Mudik 2019 lainnya di Tempo.co