TEMPO.CO, Jakarta - Sriwijaya Air Group tidak menutup kemungkinan untuk melakukan pengurangan frekuensi penerbangan maupun rute apabila merugi pasca penurunan tarif batas atas antara 12 persen hingga 16 persen.
Baca: Harga Tiket Pesawat Turun, Ini Tarif Termurah untuk Rute Favorit
Direktur Utama Sriwijaya Air Group Joseph Adrian Saul mengatakan optimalisasi usaha lain untuk meningkatkan pendapatan tambahan (ancillary revenue) sudah dilakukan. Bahkan upaya tersebut telah dilakukan sebelum adanya penurunan tarif tersebut.
"Kami lihat situasinya ya, tentu berdampak terhadap kinerja keuangan. Jika kemudian kami rugi, tentunya akan mengambil langkah-langkah signifikan," kata Joseph Selasa, 14 Mei 2019.
Dia menambahkan langkah-langkah untuk mengantisipasi kerugian tersebut diantaranya melakukan penutupan rute yang jumlah permintaannya sedikit. Akan tetapi langkah itu adalah upaya terakhir apabila diperlukan.
Joseph juga berharap kerugian yang dialami tidak sampai menjalar pada tingkat kesejahteraan karyawan. Adapun, jumlah karyawan Sriwijaya diharapkan bisa dipertahankan.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan berencana menerbitkan regulasi dalam bentuk keputusan menteri guna merinci tarif batas atas setiap rute penerbangan domestik kelas ekonomi untuk pesawat bermesin jet. Regulasi tersebut akan diumumkan pada 15 atau 16 Mei 2019.
Rata-rata, tarif batas atas yang diturunkan akan berkisar antara 12-16 persen sesuai dengan jarak tempuh penerbangan. Semakin jauh jarak sebuah rute, maka persentase pengurangnya semakin kecil.
BISNIS