Nila mengatakan cacar itu pertama kali berasal dari monyet di Afrika, seperti Nigeria, Kongo, dan Pantai Gading, di mana kemudian sekarang berada di Singapura.
Menurut Nila, penyakit itu disebabkan oleh virus dari monyet yang menularkan kepada manusia. Penularan itu, kata dia, melalui darah atau luka di kulit.
Dia mengatakan orang yang terjangkit virus itu, karena virus telah masuk ke dalam tubuh, bukan penularan dari udara. Nila juga mengatakan, hewan yang dapat membawa virus itu bukan hanya dari kera, tapi juga bisa dari binatang liar seperti tikus dan tupai.
BACA: Singapura Laporkan Kasus Pertama Virus Langka Cacar Monyet
Menurut Nila, gejala cacar monyet mirip dengan penyakit yang seperti cacar air, campak, dan penyakit kulit akibat bakteri lainnya. "Ciri-cirinya yaitu demam, sakit kepala, nyeri otot, pembesaran kelenjar getah bening yang timbul setelah 1 sampai 3 minggu masa inkubasi," kata Nila.
Jadi, menurut Nila, diagnosa penyakit cacar monyet itu harus melalui pemeriksaan laboratorium. Saat ini, kata Nila, penularan antar manusia jarang terjadi. "Adapun kasus kematiannya sekitar 10 persen, dan mayoritas anak-anak," katanya.