Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Viral Cacar Monyet di Singapura, Menkes: Belum Ada Vaksinnya

image-gnews
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek dalam kapasitas sebagai anggota Executive Board WHO menghadiri Sidang EB-144 di Jenewa, 24 Januari 2018. [Dok: Kementrian Kesehatan]
Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek dalam kapasitas sebagai anggota Executive Board WHO menghadiri Sidang EB-144 di Jenewa, 24 Januari 2018. [Dok: Kementrian Kesehatan]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek mengatakan penyakit cacar monyet atau monkeypox belum ada vaksinnya. Hal itu merespons viral di media sosial dan grup Whatsapp.

BACA: Fakta tentang Cacar Monyet, Awalnya dari Afrika Tengah

"Vaksinasi saya kira ini belum ada. Karena biasanya vaksin berasal dari virus penyakit tersebut. Saya kira ini belum bisa dilakukan vaksinasi. masih banyak sebetulnya penyakit-penyakit virus yang memang belum mempunyai vaksinasi, termasuk ini," kata Nila di Kompleks Dewan Perwakilan Rakyat, Selasa, 14 Mei 2019.

Pembahasan itu berawal dari pertanyaan pemimpin rapat komisi IX Saleh P Daulay. Nila mengatakan cacar itu pertama kali berasal dari monyet di Afrika, seperti Nigeria, Kongo, Pantai Gading. "Jadi beberapa negara Afrika itu ada. Yang kemudian sekarang berada di Singapura," ujarnya.

BACA: Singapura Laporkan Kasus Pertama Virus Langka Cacar Monyet

Menurut Nila, penyakit itu disebabkan oleh virus dari monyet yang menularkan kepada manusia. Penularan itu, kata dia, melalui darah atau luka di kulit.

Dia mengatakan orang yang terjangkit virus itu, karena virus telah masuk ke dalam tubuh, bukan penularan dari udara. Nila juga mengatakan, hewan yang dapat membawa virus itu bukan hanya dari kera, tapi juga bisa dari binatang liar seperti tikus dan tupai.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia mengatakan gejala cacar monyet mirip dengan penyakit yang seperti cacar air, campak, dan penyakit kulit akibat bakteri lainnya. "Ciri-cirinya yaitu demam, sakit kepala, nyeri otot, pembesaran kelenjar getah bening yang timbul setelah 1 sampai minggu masa inkubasi," kata Nila.

Jadi, menurut dia, diagnosa penyakit itu harus melalui laboraturium. Saat ini, kata Nila, penularan antar manusia jarang terjadi. "Adapun kasus kematiannya sekitar 10 persen, dan mayoritas anak-anak," kata Nila.

Dia juga menghimbau kepada masyarakat untuk selalu memperhatikan lingkungan. Menurut dia lingkungan memiliki peran dalam penularan virus itu. Nila berharap masyarakat untuk rutin mencuci tangan dan menghindari kontak dengan hewan-hewan yang terinfeksi.

"Kalau kita mau pegang binatang juga tolong memakai sarung tangan atau masker dan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat," kata dia.

Baca berita tentang Cacar Monyet lainnya di Tempo.co

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Kemenkes Ungkap Dugaan Pungli dan Perundungan PPDS FK Unsrat: dari Sewa Mobil hingga Beli Laptop

4 jam lalu

Ilustrasi surat keterangan sakit / sehat dari dokter. Nieuwsblad.be
Kemenkes Ungkap Dugaan Pungli dan Perundungan PPDS FK Unsrat: dari Sewa Mobil hingga Beli Laptop

Kemenkes RI membekukan sementara Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Prodi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi


Bantah Soal Isi Pidato Bahlil Tabrak Aturan, Golkar: Hanya Guyonan

17 jam lalu

Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia (tengah depan) didampingi Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita (keempat dari kiri), Sekjen Partai Golkar Muhammad Sarmuji (ketiga dari kanan depan), Bendahara Umum Partai Golkar Sari Yuliati (ketiga dari kiri depan) serta jajaran pengurus lainnya menyampaikan keterangan kepada wartawan di Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2024. Dalam kesempatan tersebut Bahlil mengumumkan susunan pengurus Partai Golkar masa bakti 2024-2029. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Bantah Soal Isi Pidato Bahlil Tabrak Aturan, Golkar: Hanya Guyonan

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Wihaji mengatakan bahwa isi pidato tersebut merupakan guyonan dari seorang Bahlil yang dinilai gemar bercanda.


Guru Besar UGM Sebut Anak Berkebutuhan Khusus Juga Perlu Imunisasi

22 jam lalu

Petugas memberikan vaksinasi polio terhadap anak saat Hari Bebas Kendaraan Car Free Day, Dukuh Atas, Jakarta, Minggu, 15 September 2024.Puskesmas Setia Budi melakukan jemput bola atau turun langsung memberikan vaksin polio tipe dua kepada masyarakat selama Car Free Day (CFD) untuk mencegah penyebaran virus polio yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen, terutama pada anak-anak yang belum menerima imunisasi lengkap. Sebelumnya, Pemda DKI Jakarta sejak 23 Juli 2024 mengadakan vaksinasi polio putaran kedua. TEMPO/Ilham Balindra
Guru Besar UGM Sebut Anak Berkebutuhan Khusus Juga Perlu Imunisasi

Imunisasi tetap harus diberikan kepada anak berkebutuhan khusus selama tidak memiliki gangguan medis yang menyertai.


Penjelasan KPK soal Tak Kunjung Usut Dugaan Pungli Program Pendidikan Dokter Spesialis

23 jam lalu

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu (kiri) dan jubir KPK Tessa Mahardhika Sugiarto memberikan keterangan saat konferensi pers penahan tersangka Sahata Lumban Tobing dan Toras Sotarduga Panggabean di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 27 Agustus 2024. KPK menahan Sahata Lumban Tobing dan Toras Sotarduga Panggabean sebagai tersangka baru kasus dugaan korupsi pembayaran komisi agen dari PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) kepada PT Mitra Bina Selaras tahun 2017 - 2020 yang menyebabkan kerugian keuangan negara Rp38 miliar. TEMPO/Imam Sukamto
Penjelasan KPK soal Tak Kunjung Usut Dugaan Pungli Program Pendidikan Dokter Spesialis

KPK masih belum mengusut dugaan adanya pungutan dalam program pendidikan dokter spesialis (PPDS).


Kemenkes Imbau Deteksi Dini Mata Malas pada Anak untuk Cegah Kebutaan

1 hari lalu

Palyja Berikan Pemeriksaan dan Kacamata Gratis untuk Anak
Kemenkes Imbau Deteksi Dini Mata Malas pada Anak untuk Cegah Kebutaan

Pembiayaan kesehatan untuk mata malas atau kasus-kasus anak lainnya akan ditanggung oleh BPJS, jika mereka terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan.


Kemenkes Hentikan Sementara PPDS FK Unsrat Akibat Kasus Perundungan

1 hari lalu

Ilustrasi surat keterangan sakit / sehat dari dokter. Nieuwsblad.be
Kemenkes Hentikan Sementara PPDS FK Unsrat Akibat Kasus Perundungan

Penghentian sementara tersebut terjadi karena ada pungutan liar dan perundungan di PPDS FK Unsrat oleh senior kepada junior dan calon PPDS.


Second Choice Artinya Apa? Ini Contoh dan Ciri-Cirinya

2 hari lalu

Second choice artinya. Foto: Canva
Second Choice Artinya Apa? Ini Contoh dan Ciri-Cirinya

Second choice artinya apa? Istilah ini cukup populer di sosial media yang berkaitan dengan posisi sebuah hubungan. Ini contoh dan ciri-cirinya.


Kongo Memulai Imunisasi Vaksin Cacar Monyet

3 hari lalu

Nsimire Nakaziba, 34, mengobati ruam pada saudara perempuannya, Sifa Mwakasisi, 32, untuk meredakan rasa sakit di dalam tenda tempat dia menjalani perawatan melawan mpox di rumah sakit Kavumu di wilayah Kabare, provinsi Kivu Selatan, Republik Demokratik Kongo, 29 Agustus 2024. Untuk menghadapi wabah cacar monyet, salah satu strategi efektif yang bisa diterapkan adalah peningkatan kesadaran diri serta isolasi bagi individu yang terinfeksi. REUTERS/Arlette Bashizi
Kongo Memulai Imunisasi Vaksin Cacar Monyet

Tenaga kesehatan di Kongo mendapat prioritas untuk melakukan imunisasi vaksin cacar monyet


Kemenkes: Baru 38 Persen Puskesmas yang Sediakan Layanan Kesehatan Jiwa

6 hari lalu

Ilustrasi puskesmas. dok.TEMPO
Kemenkes: Baru 38 Persen Puskesmas yang Sediakan Layanan Kesehatan Jiwa

Kementerian Kesehatan menggencarkan pelatihan skrining kesehatan jiwa kepada tenaga kesehatan, sebab baru ada 38 persen puskesmas yang menyediakan layanan kesehatan jiwa.


KPK Beberkan Kontruksi Perkara Dugaan Korupsi APD di Kementerian Kesehatan

6 hari lalu

Mantan Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes, Budi Sylvana (kanan) memenuhi panggilan penyidik untuk menjalani pemeriksaan dugaan korupsi pengadaan Alat Pelindung Diri (APD) Covid-19 mencapai Rp3,03 triliun di Kementerian Kesehatan tahun anggaran 2020-2022, di gedung KPK, Jakarta, Rabu, 26 Juni 2024. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Beberkan Kontruksi Perkara Dugaan Korupsi APD di Kementerian Kesehatan

KPK telah menahan dua tersangka, yakni PPK Puskris Kemenkes Budi Sylvana dan Dirut PT EKI Satrio Wibowo.