TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan menggeber sejumlah proyek pembangunan bandara di wilayah 3T atau terdepan, terluar, dan tertinggal. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan maksud pengadaan bandara di daerah afirmasi ini bukan 100 persen untuk komersialisasi.
Baca juga: Bandara Cikembar Sukabumi Terkendala Sutet
"Tujuan kami bangun bandara di wilayah terpencil adalah untuk konektivitas dan infrastruktur," ujar Budi Karya saat ditemui Tempo di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Kamis, 9 Mei 2019.
Senada dengan Budi Karya, Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nur Isnin Istiartono menjelaskan bahwa arah pembangunan bandara itu mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Dalam RPJMN, pembangunan transportasi udara diarahkan untuk mendukung mobilisasi masyarakat, termasuk didaerah 3T.
Isnin mengatakan, penduduk di wilayah remote atau perbatasaan dan kawasan-kawasan terpencil memiliki hak yang sama sebagai warga negara untuk merasakan kemudahan akses. Dalam penyediaan akses ini, Isnin mengaku Kementeriannya tak akan mempertimbangkan load atau jumlah penumpang.
"Misalnya di Miangas, penduduknya hanya belasan, ya kami tetap bangun bandara. Karena biar pun belasan, KTP mereka tetap Indonesia," ujar Isnin di tempat yang sama.
Maskapai yang melayani wilayah-wilayah 3T ini umumnya pesawat regional jarak pendek berjenis ATR. Perusahaan yang mengoperasikan pesawat ATR ialah Lion Group dengan Wings Air dan Garuda Indonesia.
Hingga akhir 2018, Wings Air tercatat memiliki 60 pesawat ATR 72 seri 500/600. Sedangkan Garuda Indonesia mengoperasikan 17 pesawat ATR dengan seri yang sama.
Trayek penerbangan ATR itu umumnya tersebar di wilayah Indonesia bangian barat sisi kepulauan, Kalimantan, dan Indonesia bagian timur. Sementara itu, frekuensi penerbangan masing-masing trayek berbeda. "Misalnya di Miangas sepekan tiga kali," ujarnya.
Saat ini, terdapat 298 bandara di Indonesia. Total anggaran pembangunan bandara Kementerian Perhubungan hingga 2019 mencapai Rp 5 triliun. Pembangunan bandara diprioritaskan di daerah-daerah terpencil untuk mendukung pemerataan dan kawasan pariwisata untuk mendukung peningkatan devisa.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA