TEMPO.CO, Tangerang-PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II kini menggenjot sumber pendapatan dari sektor bisnis lain untuk mengantisipasi berkurangnya pendapatan akibat tren menurunnya jumlah penumpang dan pergerakan pesawat.
Baca juga: Bangun Hotel di Terminal 3 Soekarno-Hatta, AP II Siapkan Rp 300 M
"Salah satunya melakukan inovasi bisnis bisnis baru. Kami menyebutnya in organik baru," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin usai meresmikan Digital Lounge Terminal 1 Bandara Soekarno-Hatta, Kamis petang 9 Mei 2019.
Awaluddin mengakui perseroan tidak bisa mengandalkan pendapatan dari core bussines saja, tapi harus mencari support dari sisi lain bisnis utama. "Mencari alternatif dari bisnis bisnis baru dengan tidak mengandalkan core bisnis."
Langkah strategis yang dilakukan perusahaan pelat merah itu adalah memaksimalkan digital bisnis serta perluasan bisnis non aero. "Salah satunya mengintegrasikan bisnis ground handling," kata Awaluddin.
Dulu, kata Awaluddin, ground handling tidak terkoneksi dengan Angkasa Pura II. Tapi sekarang sudah terintegrasi dengan operator bandara. "Yang berbeda adalah sinergi value-nya jadi lebih besar
Sehingga kami bisa menawarkan produk jasa baru dari perluasan portofolio perusahaan," katanya.
Dengan cara baru itu, Angkasa Pura II kini berani menargetkan pre revenue hingga Rp 500 miliar pada 2019 ini. "Dulu tidak pernah ada targetnya, sekarang kami berani karena punya cara mengeksekusi bisnis dengan cara in organik memberikan peluang," kata Awaluddin.
AP II memprediksi arus mudik Lebaran tahun ini akan terjadi penurunan tren penumpang dan pergerakan pesawat dampak dari mahalnya harga tiket dan beroperasinya jalan tol Trans Jawa.