TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo angkat suara terkait laporan keuangan PT Garuda Indonesia (persero) Tbk tahun 2018 yang menuai polemik. Mardiasmo yang juga menjabat sebagai Ketua Ikatan Akuntansi Indonesia atau IAI akan mengundang perwakilan Dewan Standar Akuntansi Keuangan atau DSAK untuk membicarakan persoalan ini.
BACA: 2019, Garuda Indonesia Group Targetkan 30 Pesawat Terpasang Wifi
"Saya sebagai wamen dan saya undang dewan standar akuntansi karena dia baru menyiapkan semuanya, nanti dia akan memberikan suatu hasil pembahasannya," kata Mardiasmo saat ditemui dalam acara "Implementasi Standar Akuntansi Keuangan" di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis, 9 Mei 2018.
Sebelumnya, polemik muncul karena adanya penolakan dari dua komisaris perusahaan pelat merah ini, Chairal Tanjung dan Dony Oskaria, terhadap laporan keuangan tersebut. Keduanya menilai laporan keuangan Garuda Indonesia bertentangan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Negara Nomor 23 lantaran telah mencatatkan pendapatan yang masih berbentuk piutang.
BACA: Tiket Pesawat Mahal, Garuda Yakin Tak Terpengaruh
Lebih lanjut, Mardiasmo mengatakan bahwa mantinya, pembicaraan ini akan difokuskan pada alur proses pembuatan laporan keuangan Garuda Indonesia ini. "Mestinya dia (DSAK) akan melihat secara detail transaksinya, Memorandum of Understanding (MoU)-nya, itu kan harus secara detail," ujar Mardiasmo. Setelah pembicaraan selesai, barulah hasilnya akan dibawa ke Dewan Nasional IAI, sebagai wadah organisasi profesi.
Keseluruhan proses ini bertujuan untuk menelisik seluruh laporan keuangan yang dipersoalkan ini. "ya semuanya, prepare gimana, profit gimana, eksisting sekarang gimana," Bagaimanapun, Mardiasmo, menyarankan agar laporan keuangan Garuda Indonesia harus ditanya juga ke IAI sebagai wadah atau ikatan auditor.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan Hoesen, menyebut pihaknya juga masih mempelajari hasil pemanggilan Garuda Indonesia oleh Bursa Efek Indonesia atau BEI beberapa waktu lalu. BEI sebelumnya memanggil pimpinan Garuda karena merupakan salah satu emiten di pasar modal.