TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan pemerintah telah menyiapkan tiga skenario pertumbuhan ekonomi pada 2020-2024. Tiga skenario ini rencananya bakal masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Baca: Soal Reshuffle, Luhut Pandjaitan: Saya Enggak Ngerti Nasib Saya
"Ada tiga skenario yang kami rancang dalam lima tahun ke depan. Ketiganya dengan baseline rendah yakni rata-rata 5,4 persen, moderat dengan 5,6 persen dan skenario tinggi 6 persen," kata Bambang kepada media dalam acara Musrenbangnas di Hotel Shangri La, Jakarta Selatan, Kamis 9 Mei 2019.
Bambang menjelaskan, untuk mencapai target pertumbuhan itu pemerintah juga telah menyiapkan strategi pendukung. Salah satunya dengan cara memperbaiki defisit transaksi berjalan yang masih terus terjadi.
Menurut Bambang saat ini ada tiga hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan. Pertama, untuk memperbaiki neraca dagang yang kadang defisit atau surplus terlalu kecil perlu didorong ekspor.
Kemudian yang kedua, adalah dengan memperbaiki defisit neraca di pos jasa. Misalnya dengan mendorong jasa untuk pengangkutan kapal atau freight. Yang ketiga adalah meningkatkan inflow atau arus modal masuk untuk mendatangkan devisa, misalnya seperti pariwisata.
"Pariwisata harus digenjot, ekspor didorong dengan diversifikasi lebih baik, tidak hanya ketergantungan komoditas sumber daya alam tetapi juga produk dari manufaktur," kata Bambang.
Baca: Kejar Pertumbuhan 5,6 Persen, Ini Strategi Bappenas
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, di dalam RPJMN 2020-2024 pemerintah mematok pertumbuhan investasi mencapai 7 persen. Karena itu, pemerintah akan fokus untuk mendorong net ekspor untuk terus tumbuh. Sambil pada saat bersamaan, menjaga supaya pertumbuhan impor tak lebih tinggi dibandingkan ekspor.