TEMPO.CO, Jakarta - Rencana Presiden Joko Widodo atau Jokowi memindahkan ibu kota pemerintahan ke luar Pulau Jawa ditanggapi oleh asosiasi pengembang, Real Estat Indonesia (REI).
Baca: Jokowi: Luas Lahan Gunung Mas Paling Siap Jadi Ibu Kota Baru
Wakil Ketua Umum REI Bidang Tata Ruang, Kawasan dan Properti Ramah Lingkungan Hari Ganie menyarankan agar pemindahaan ibu kota baru dekat dengan kota yang memiliki perkembangan dan laju ekonomi yang kuat. Dengan begitu, ada akses transportasi yang mudah antara kota yang tengah berkembang sehingga lebih mendorong pertumbuhan laju ekonomi calon ibu kota.
“Lebih baik calon ibu kota berada dekat dengan lokasi strategis atau kota eksisting yang sudah berkembang dengan baik. Karena nanti akan mendorong masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka sedikit demi sedikit,” ujar Hari, Rabu, 8 Mei 2019.
Ganie menyebutkan, menciptakan sebuah peradaban baru sebagai ibu kota Indonesia akan menjadi tugas besar bagi negara. Pasalnya, akses transportasi yang masih sulit di Kalimantan - Jawa akan memberatkan perpindahan serta pertumbuhan ekonomi nantinya.
Berbeda dengan perpindahan ibu kota Malaysia, yakni Kuala Lumpur ke Putra Jaya yang hanya berjarak 39,6 kilometer atau dapat ditempuh selama 56 menit melalui jalur darat. Walhasil perekonomian dan perkembangan ibu kotanya akan tetap bertumbuh dengan baik karena masyarakat hanya menambah jarak rumah ke kantor tanpa harus berpindah tempat.
Lebih jauh Ganie menyebutkan Balikpapan memiliki pertumbuhan laju ekonomi yang baik, dengan adanya dua bandara serta bisnis penduduk yang terus berkembang. Namun, jarak antara calon Ibu Kota (Palangka Raya) menuju Balikpapan sepanjang 597 kilometer, perlu waktu tempuh hingga 13 jam jalan darat.
Apabila tujuan pemindahan Ibu Kota baru untuk memeratakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, menurut Ganie, hal tersebut bukan menjadi masalah. Ia mencontohkan beberapa perpindahan Ibu Kota juga telah terjadi di Brasil. Ibu Kota yang baru dibangun di tengah hutan Amazon.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi kemarin meninjau lokasi yang disiapkan sebagai alternatif untuk Ibu Kota pemerintahan Indonesia yang baru di Kalimantan Tengah.Kalimantan Tengah menjadi lokasi kedua yang dikunjungi oleh Presiden setelah pada Selasa, 7 Mei 2019, Kepala Negara mengunjungi Kalimantan Timur.
Baca: Tinjau Langsung Calon Ibu Kota Baru, Jokowi: Biar Ada Feeling
Presiden Jokowi dan rombongan bertolak menuju Kabupaten Gunung Mas yang menjadi salah satu alternatif Ibu Kota Indonesia tersebut dengan helikopter Super Puma TNI AU melalui Bandar Udara Tjilik Riwut, Kota Palangka Raya dan tiba di helipad yang berada di Kabupaten Gunung Mas.