TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah investor asing ternyata masih tertarik menggarap bisnis properti di Indonesia. Namun, mereka baru akan bergerak aktif lagi setelah pemilihan presiden (pilpres) tuntas secara keseluruhan.
Baca: Bisnis Properti Diprediksi Tumbuh Tak Lebih dari 5 Persen
Vice President Coldwell Banker Dani Indra Bhatara mengatakan, tahun ini investasi asing di sektor properti masih tetap tinggi. “Kami melihat beberapa pengembang asing mulai masuk ke Indonesia dan saat ini bersiap untuk kerja sama dengan pengembang lokal untuk mengembangkan properti di berbagai lokasi,” seperti dilansir Bisnis.com Kamis, 9 Mei 2019.
Selain itu, Dani menambahkan bahwa saat ini juga mulai banyak pengembang asing yang baru masuk. Sebagian besar pengembang itu berasal dari Asia seperti Jepang, Singapura, Malaysia, Korea Selatan, dan China. “Sesudah pemilu mulai bergerak lagi, biasanya sentimennya bergerak positif,” ujar dia.
Hal yang menarik, kata Dani, saat ini pendanaan proyek properti juga masih terbuka. Pengembang lokal banyak yang bisa memanfaatkan kerja sama dengan investor asing untuk sumber dana alternatif.
Pihak asing masih melihat Indonesia sebagai tujuan yang menarik karena tingginya potensi pembeli dan imbal hasil investasi yang baik. Menurut Dani, imbal hasil sektor properti di Indonesia lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara di Asia lainnya.
Baca: Menteri Rini Minta BTN Tambah Aset, Tutup 11 Juta Backlog Rumah
Namun, investor asing juga masih harus menghadapi sejumlah kendala, di antaranya nilai tukar rupiah yang belum stabil dan aturan yang sering kali berubah. Selain itu, pencarian lahan yang sesuai dengan rencana pengembangan dan mencari partner yang cocok agar saling menguntungkan juga dinilai masih sulit.
BISNIS