TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah maskapai penerbangan meyakini penjualan tiket pesawat tetap tumbuh positif menjelang periode mudik Lebaran. Direktur Niaga PT Garuda Indonesia (persero) Tbk, Pikri Ilham, mengatakan permintaan baru akan melonjak dua pekan menuju Idul Fitri pada 5 dan 6 Juni mendatang.
Baca juga: Luhut Pandjaitan: Garuda Setuju TBA Tiket Pesawat Turun 15 Persen
"Nanti cek pas 24 Mei, pasti penjualan naik. Orang Indonesia itu belum pergi sebelum dekat hari Lebaran," ucapnya di kompleks Garuda Indonesia, Tangerang, Banten, Rabu 8 Mei 2019.
Meski begitu, Pikri menyatakan entitasnya tak ingin terburu-buru mengajukan penerbangan ekstra (extra flight) kepada Kementerian Perhubungan. Perseroan masih memetakan alokasi pesawat dan kursi tambahan sesuai permintaan di setiap rute. Tanpa merincikan kebutuhan domestik dan internasional, dia menyebut Garuda Indonesia sudah memiliki rencana awal menyediakan 50 ribu kursi tambahan.
"Ini lebih banyak 20 persen dari tahun lalu, tapi disesuaikan. Misalnya ke Yogyakarta atau Semarang mungkin dikurangi karena ada tol Trans Jawa," ucapnya.
Pikir menyebut frekuensi penerbangan reguler Garuda pun bisa kembali dioptimalkan untuk mendukung angkutan mudik.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan sempat memprediksi volume pemudik melalui moda udara bakal turun 0,2 persen, akibat mahalnya harga tiket. Dari total 14,9 juta potensi pemudik asal Jakarta dan sekitarnya pun, hanya terdapat 1,41 juta orang, atau 9,5 persennya, yang memilih pergi dengan pesawat. Moda bus dipilih hingga 30 persen pemudik, yaitu mencapai 4,46 juta orang.
Hingga Maret lalu, kementerian pun memastikan mudik Lebaran akan dilayani total 547 unit pesawat. Hanya Garuda Indonesia dan Lion Air yang mengerahkan lebih dari 100 armada.
Pikri menilai tiket mahal tak mempengaruhi layanan Garuda yang merupakan full service. Dia menyakini penumpang kelas tersebut tak sensitif terhadap harga. "Yang harus kasih romo-promo ya low cost carrier kami, yaitu Citilink."
Kepada Tempo, Direktur Utama Citilink Indonesia, Juliandra Nurtjahjo, memastikan tetap terjadi lonjakan pembelian tiket pesawat di maskapainya. Meski menyebut hanya armada Airbus 320 yang dioperasikan, dia belum memastikan berapa kursi tambahan yang akan dilakukan ke regulator.
"Kami masih harus pastikan kapasitas dan kebutuhan dengam Garuda. Ada penyesuaian frekuensi di beberapa rute padat, seperti Jakarta-Surabaya," ujarnya, kemarin malam.
Presiden Direktur AirAsia Indonesia, Dendy Kurniawan, tak ingin membeberkan lonjakan permintaan tiket pesawat di maskapainya. Namun, dia memastikan manajemen menyediakan harga sesuai daya beli masyarakat. AirAsia diketahui mengoptimalkan 26 armada untuk periode mudik, termasuk diantaranya dua unit pesawat berbadan lebar Airbus A330.
"Janji kami harga selalu terjangkau, termasuk saat Lebaran," katanya.