TEMPO.CO, Jakarta -Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore, bergerak melemah 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp 14.295 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.280 per dolar AS.
BACA: Kurs Rupiah Diprediksi Terkoreksi ke Level 14.300 per Dolar AS
"AS mengkonfirmasi minggu ini bahwa ia berencana untuk menaikkan tarif barang-barang Cina senilai 200 miliar dolar AS pada hari Jumat ini," kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu.
Pelaku pasar sempat khawatir Cina akan merespons dengan mempertimbangkan menunda perjalanan oleh para negosiator perdagangan utamanya ke Washington pekan ini menyusul ancaman Trump.
BACA: Rupiah Melemah 22 Poin Terimbas Isu Perang Dagang AS - Cina
Namun, Wakil Perdana Menteri Cina Liu He disebut sedang melakukan perjalanan ke Washington untuk melanjutkan negosiasi perdagangan dengan AS pada hari Kamis dan Jumat ini, menurut sebuah pernyataan di situs Kementerian Perdagangan Cina. Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin akan menghadiri pembicaraan tersebut.
Dari internal, investor merespons rilis cadangan devisa oleh Bank Indonesia atau BI yang melaporkan cadangan devisa April 2019 mencapai 124,3 miliar dolar AS, turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 124,5 miliar.
"Meski masih cukup memadai, penurunan cadangan devisa tetap agak mengganggu. Sebab, 'peluru' yang bisa digunakan oleh BI untuk stabilisasi nilai tukar menjadi berkurang," ujar Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah Rp14.289 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.289 per dolar AS hingga Rp14.315 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Rabu, menunjukkan rupiah menguat menjadi Rp 14.305 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.309 per dolar AS.