TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar Rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi, terkoreksi 22 poin. Pagi ini Rupiah melemah menjadi Rp 14.302 per dolar AS, sementara sehari sebelumnya tercatat Rp 14.280 per dolar AS.
BACA: Jokowi Effect Pudar, Rupiah Melemah Jadi 14.078
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, mengatakan, koreksi ini dipicu kekhawatiran pelaku pasar terkait potensi kembali memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. Pelaku pasar terutama mengkhawatirkan ancaman yang dilayangkan Presiden AS Donald Trump terhadap pemerintah Cina.
"Sentimen pasar masih negatif dalam dua hari pasca Presiden Trump memberikan pernyataan ancaman penerapan tarif atas barang-barang impor China senilai 200 miliar dolar AS mulai minggu depan," ujar Lana di Jakarta, Rabu 8 Mei 2019.
Lana memprediksi rupiah hari ini berpotensi melemah menuju kisaran antara Rp14.280 per dolar AS hingga Rp14.300 per dolar AS.
Isu perang dagang ini pun telah membuat ekonomi Cina melambat menjadi 6,4 persen pada kuartal I-2019, dari 6,8 persen pada kuartal I-2018. Sebaliknya, ekonomi AS justru naik menjadi 3,2 persen dari 2,2 persen pada kuartal I-2018.
Sebelumnya, saat Rupiah menyentuh level Rp 14.300 per dolar AS, Bank Indonesia atau BI telah merespon tren pelemahan rupiah yang terjadi sepanjang satu minggu terakhir. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan pelemahan ini terjadi karena fluktuasi jangka pendek.
BACA: Awal Puasa, Rupiah dan Mata Uang Asia Lainnya Melemah
"Harus disikapi ini fluktuasi biasa, tidak perlu banyak dicemaskan, BI dipastikan akan selalu di pasar untuk jaga stabilitas rupiah," kata Nanang saat mengelar konferensi pers di kantor Bank Indonesia, Senin 6 Mei 2019.
ANTARA