TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I yang mencapai 5,07 persen sudah cukup solid. Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan pertumbuhan ini juga harus dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di negara lain.
Baca: Pertumbuhan Ekonomi 5,07 Persen, Sri Mulyani: Sesuai Perkiraan
"Sebetulnya pertumbuhan ekonomi 5,07 persen memang dibawah ekspektasi pasar, tapi harus dilihat comparable dengan negara lain, masih bergerak di atas 5 persen itu cukup solid," kata Nanang di kantor Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Senin 6 Mei 2019.
Nanang memprediksi pertumbuhan yang solid tersebut bakal membuat pertumbuhan ekonomi pada triwulan selanjutnya masih akan meningkat. Sebab kondisi ekonomi domestik diperkirakan juga masih akan stabil.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi mencatat 5,07 persen pada kuartal I 2019. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, nilai pertumbuhan itu lebih tinggi dari kuartal I 2018 yang sebesar 5,06 persen.
"Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa perusahaan sebesar 10,36 persen," kata Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin, 6 Mei 2019.
Adapun dari sisi pengeluaran, angka tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga yang tumbuh 16,93 persen.
Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2019 mencapai Rp 3.782,4 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 2.625,0 triliun.
Menurut Suhariyanto, ekonomi Indonesia triwulan I 2019 terhadap triwulan sebelumnya turun sebesar 0,52 persen atau q-to-q. Dari sisi produksi, kata dia, penurunan disebabkan oleh kontraksi yang terjadi pada beberapa lapangan usaha. Sementara dari sisi pengeluaran, penurunan disebabkan antara lain oleh kontraksi pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, dan ekspor.
Suhariyanto mencatat pada realisasi belanja pemerintah pada kuartal I 2019 sebesar Rp 452,06 triliun, lebih rendah dari I 2018 yang Rp 419,44 triliun. Menurut dia, realisasi belanja itu, didorong oleh transfer ke daerah dan dana desa, serta belanja pemerintah. Adapun struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan 2019 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.
DIAS PRASONGKO | HENDARTYO HANGGI