TEMPO.CO, Solo - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengaku tengah mengkaji kemungkinan penerapan aturan ganjil - genap di jalan tol Trans Jawa pada musim mudik lebaran mendatang. Kajian itu diharapkan bisa dirampungkan pekan depan.
BACA: Kursi Tambahan Lebaran 2019, Maskapai Penerbangan Pilih Hati-hati
Budi memperkirakan, jalan tol Jakarta-Surabaya yang telah tersambung akan membuat minat masyarakat untuk mudik dan berkendara lewat jalur darat meningkat. "Peningkatan ini bisa menjadi bumerang di satu titik," kata Budi saat ditemui di Solo, Sabtu 4 Mei 2019.
Menurut Budi, Presiden Joko Widodo telah memerintahkannya untuk tetap memberdayakan jalur lama. Selain pemanfaatan jalur lama, presiden Jokowi juga menyarankan memberdayakan rest area jalan tol untuk para usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM). "Disampaikan dalam ratas (rapat terbatas) kemarin," kata Budi Karya.
Budi menyebut, sudah ada beberapa pemikiran dan ide-ide terutama untuk pemberdayaan jalur lama. Pihaknya saat ini tengah mendiskusikan beberapa kebijakan yang tengah direncanakan. "Bisa saja kami terapkan ganjil-genap," kata dia.
Dengan kebijakan tersebut, kata Budi, tidak semua kendaraan bisa masuk ke dalam jalan tol selama masa mudik dan angkutan lebaran. "Misal pada Senin hanya nomor ganjil yang bisa masuk tol, sedangkan yang genap lewat jalan biasa," ia menjelaskan.
Sistem ganjil-genap tersebut diyakini mampu membuat jalur non-tol tetap ramai sehingga ekonomi tetap tumbuh. "Dengan ini bisa kami pastikan ada volume (kendaraan) yang ter-manage," kata Budi Karya.
Baca juga: Mudik 2019, Pemerintah Bakal Berlakukan Arus Searah di Tol Trans Jawa
Meski demikian, Menhub tidak ingin terburu-buru untuk memutuskan kebijakan itu. "Kami akan diskusi dengan kepolisian, pemda, dan juga ada riset kecil," katanya. Dia berharap rencana itu bisa diputuskan dan diumumkan pada akhir pekan depan.