Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tutup Usaha, Bos Rabobank: Bukan Karena Kinerja Perusahaan

Reporter

image-gnews
Rabobank. Dok.TEMPO/ Panca Syurkani
Rabobank. Dok.TEMPO/ Panca Syurkani
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur Rabobank Indonesia Jos Luhukay menuturkan kinerja perseroan bukanlah alasan perseroan menutup operasinya di Indonesia. Malah, dia berujar bisnis perseroan justru bertumbuh dalam dua tahun terakhir.

Baca juga: Eksklusif: Bos Rabobank Blak-blakan Soal Isu Tutup di Indonesia

"Enggak ada, kami tumbuh baik pada 2017 dan 2018. Jadi isunya bukan itu. Bukan kinerja, bukan manajemen, apalagi itu (teknologi)," ujar Jos kala diwawancarai Tempo di Kantor Pusat Rabobank Indonesia, Jakarta, Kamis, 2 Mei 2019.

Jos mengatakan catatan kerugian dalam laporan keuangan juga sejatinya bukan alasan penghentian operasi itu. Iya mengatakan catatan kerugian itu juga bukan lantaran bisnisnya rugi.

"Bukan itu, karena bank yang rugi itu bukan karena bisnisnya rugi, tapi karena kebanyakan NPL lama yang terjadi. NPL-NPL tahun lalu, yang dibersihkan, itu yang kita lakukan."

Ia lantas menjelaskan bahwa perseroan telah mengubah strateginya. Menurut Jos, untuk struktur bisnis di luar Belanda, Rabobank Group menyatakan tidak mau masuk ke bisnis retail. Mereka lebih memilih sektor corporate banking alias wholesale banking.

Selain itu, perseroan akan fokus pada pangan dan agrikultur. "Karena itu, dia sudah menutup di beberapa negara, kita adalah negara yang ke sekian, terakhir dia yang besar sekali itu di Amerika," kata Jos.

Ia mengatakan rencana perseroan itu tidak sejalan dengan kondisi pasar di Indonesia. Sebab, kata dia, Rabobank Indonesia lebih bersifat retail, sehingga tidak bisa lagi didukung.  "Alasannya sederhana, hanya itu saja," tutur Jos. Ia juga membantah isu bahwa keputusan perseroan menyetop operasinya lantaran disrupsi teknologi digital.

Dalam laporan keuangannya sejak 2010 hingga 2018 terlihat kinerja Rabobank Indonesia yang berfluktuasi. Selama periode 2010 hingga 2014, perusahaan masih mencatatkan laba dengan tren menurun di kisaran Rp 92,25 miliar - Rp 23,27 miliar per tahun.

Rabobank Indonesia mencatatkan kerugian Rp 540,87 miliar pada akhir 2018. Kerugian tersebut berkebalikan dengan kondisi pada 2017 saat bank tersebut membukukan laba sebesar Rp 1,5 miliar. Namun laba itu pun sudah turun drastis ketimbang setahun sebelumnya di 2016 ketika mencatat laba hingga Rp 260,4 miliar.

Jika ditilik dari tahun-tahun sebelumnya, fluktuasi kinerja Rabobank Indonesia sangat terlihat mulai dari tahun 2014. Saat itu Rabobank Indonesia mencatat laba Rp 23,27 miliar dan langsung melorot ketika membukukan kerugian hingga Rp 717,03 miliar pada tahun berikutnya di 2015.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lalu apa yang menyebabkan kinerja keuangan Rabobank Indonesia bisa terus menurun? Jika dilihat dari sisi pertumbuhan kredit sepanjang satu dekade terakhir, rata-rata kredit yang disalurkan Rabobank berada di kisaran Rp 9 triliun sampai Rp 10 triliun.

Nilai kredit itu pun beberapa kali lebih tinggi ketimbang penghimpunan dana perseroan. Dana pihak ketiga (DPK) Rabobank juga bergerak di kisaran Rp 9 triliun sampai Rp 10 triliun. 

Level tertinggi kredit Rabobank Indonesia terjadi pada 2014 senilai Rp 13,24 triliun. Sedangkan Dana Pihak Ketiga atau DPK tertinggi juga pada 2014 senilai Rp 11,71 triliun. Namun, setelah periode itu, kinerja Rabobank terus merosot hingga akhirnya memutuskan untuk menghentikan operasi.

Selain menelan kerugian yang tak sedikit, Rabobank Indonesia juga mencatat lonjakan tingkat rasio kredit bermasalah kotor. Pada 2015, NPL Rabobank mencapai 8,41 persen atau membumbung jadi tertinggi sepanjang 10 tahun terakhir yang angka terendahnya pernah mencapai 2,4 persen di 2013. Sementara di tahun 2014, rasio kredit seret bank tersebut hanya 3,54 persen. 

Dikutip dari laporan tahunan Rabobank Indonesia pada 2015, kinerja buruk perseroan disebabkan oleh tantangan ekonomi global. Kerugian itu disebabkan oleh lonjakan kredit bermasalah.

Rabobank Indonesia pada 2016 tercatat pernah membukukan laba Rp 260,4 miliar. Namun di saat yang sama, kredit dan DPK bank turun masing-masing sebesar 19,65 persen dan 2,94 persen.

Penurunan kredit Rabobank terjadi akibat perbaikan proses internal dan penyaluran kredit lebih berhati-hati untuk mitigasi risiko. Selaras dengan itu, DPK perseroan juga turun untuk menyesuaikan dengan pertumbuhan kredit.

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BSI Santuni 3.333 Anak Yatim, Ma'ruf Amin: Kesempatan Mengenalkan Bank Syariah

10 hari lalu

Wakil Presiden Ma'ruf Amin ketika menyampaikan pidatonya dalam acara Santunan 3.333 Anak Yatim PT Bank Syariah Indonesia Tbk di Jakarta Convention Center (JCC) pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Riri Rahayu.
BSI Santuni 3.333 Anak Yatim, Ma'ruf Amin: Kesempatan Mengenalkan Bank Syariah

Direktur BSI Hery Gunarni mengatakan kegiatan santunan anak yatim merupakan rangkaian agenda rutin ulang tahun atau milad BSI yang jatuh setiap 1 Februari.


Siap-siap, Bank OCBC NISP akan Bagi Dividen Tunai Senilai Rp 1,65 Triliun

11 hari lalu

Presiden Direktur Bank OCBC NISP Parwati Surjaudaja. TEMPO/Amston Probel
Siap-siap, Bank OCBC NISP akan Bagi Dividen Tunai Senilai Rp 1,65 Triliun

Bank OCBC NISP Tbk. akan membagikan dividen tunai senilai Rp 1,65 triliun atau Rp 72 per saham dari total laba tahun 2023.


Menjelang Restrukturisasi Kredit Berakhir, BNI Catat Perbaikan Portofolio

22 hari lalu

Petugas teller melayani nasabah di kantor pusat BNI Sudirman Jakarta,(16/3). ANTARA/Prasetyo Utomo
Menjelang Restrukturisasi Kredit Berakhir, BNI Catat Perbaikan Portofolio

BNI mencatat perbaikan pada portofolio restrukturisasi Covid-19. Per Desember 2023, kredit yang tersisa sebesar Rp 27 triliun atau 3,9 persen dari total kredit BNI.


Kemenkeu dan Bapanas Bakal Bentuk Dana Siaga, Model Pembiayaan Pengendalian Harga Pangan

25 hari lalu

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Zulkifli Hasan juga mengatakan bahwa memang ada gangguan persediaan dalam negeri. Oleh karena itu, kata dia, Bulog sudah mengimpor 2 juta ton beras pada 2023, dan mengimpor 2 juta ton lagi pada 2024. TEMPO/Tony Hartawan
Kemenkeu dan Bapanas Bakal Bentuk Dana Siaga, Model Pembiayaan Pengendalian Harga Pangan

Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata menyatakan pihaknya dan Bapanas sedang mempertimbangkan rencana pembentukan dana siaga.


Syarat Jadi Nasabah BRI Prioritas dan Keuntungannya

32 hari lalu

BRI Prioritas merupakan program Bank BRI kepada nasabah untuk menikmati berbagai fasilitas eksklusif. Ini syarat jadi nasabah BRI Prioritas. Foto: BRI
Syarat Jadi Nasabah BRI Prioritas dan Keuntungannya

BRI Prioritas merupakan program Bank BRI kepada nasabah untuk menikmati berbagai fasilitas eksklusif. Ini syarat jadi nasabah BRI Prioritas.


5 BPR Bangkrut dalam Dua Bulan di 2024, Perbarindo Sebut Ada Mismanagement

34 hari lalu

Gedung OJK, Jakarta.
5 BPR Bangkrut dalam Dua Bulan di 2024, Perbarindo Sebut Ada Mismanagement

Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo) menyebut ada mismanagement yang menyebabkan bangkrutnya lima BPR.


Tanggapi Kritik Jokowi, Ini Strategi BRI Genjot Kredit ke UMKM

35 hari lalu

Pekerja memproduksi tahu di lokasi industri rumahan di Jakarta, Kamis 22 Oktober 2020. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan pemerintah telah menggelontorkan dana program restrukturisasi kredit untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebesar Rp359,98 triliun dengan jumlah 5,82 juta debitur per 28 September 2020, agar UMKM dapat segera kembali bangkit di saat pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Tanggapi Kritik Jokowi, Ini Strategi BRI Genjot Kredit ke UMKM

BRI merespons kritik Presiden Jokowi soal minimnya kredit yang digelontorkan bank ke UMKM.


Jokowi Sentil Bank Masih Minim Beri Kredit ke UMKM, Begini Penjelasan Lengkap BCA

35 hari lalu

Logo Bank BCA. wikipedia.org
Jokowi Sentil Bank Masih Minim Beri Kredit ke UMKM, Begini Penjelasan Lengkap BCA

BCA mereskpons pernyataan Presiden Jokowi terkait minimnya pembiayaan yang diberikan perbankan


OJK Cabut Izin 4 BPR di Awal 2024, Bakal Bertambah?

40 hari lalu

Gedung OJK. Google Street View
OJK Cabut Izin 4 BPR di Awal 2024, Bakal Bertambah?

OJK telah mencabut izin usaha empat bank perekonomian rakyat dalam dua bulan di awal 2024. Apakah bakal bertambah?


Inilah 5 Alasan Banyak Orang Kaya di Dunia Menyimpan Uangnya di Bank Swiss

50 hari lalu

Bank Credit Suisse Swiss [fortune.com]
Inilah 5 Alasan Banyak Orang Kaya di Dunia Menyimpan Uangnya di Bank Swiss

Banyak orang kaya di dunia menyimpan uang di bank-bank di Swiss lantaran negara ini menawarkan reputasi yang ketat dalam melindungi privasi nasabah.