TEMPO.CO, Nadi - Bank Pembangunan Asia atau ADB menyiapkan dana senilai US$ 2,6 miliar pada 2019 untuk membiayai sejumlah proyek infrastruktur di Indonesia yang dinilai strategis serta berwawasan lingkungan. Direktur Jenderal Asia Tenggara ADB, Ramesh Subramaniam, mengatakan, sebagian besar pembiayaan akan disalurkan melalui skema policy based loan.
Baca: ADB Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi jadi 5,2 Persen di 2019
Subramaniam menyatakan, salah satu proyek terbesar yang akan dibiayai adalah pembangunan 2 pembangkit listrik di 2 titik yang berbeda. Dana pinjaman senilai US$ 600 juta disiapkan untuk membangun satu unit pembangkit listrik di Papua.
Selain itu, dana pinjaman dengan nilai yang sama akan digunakan untuk membiayai proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga gas. Dalam proyek ini, ADB bekerja sama dengan PT PLN (Persero). Proses negosiasi akan berlangsung pada Juli - Agustus 2019.
ADB juga telah menyiapkan fasilitas kredit senilai US$ 100 juta yang akan disalurkan kepada PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF). “Fasilitas kredit ini akan meningkatkan kapasitas pembiayaan IFF untuk membiayai proyek-proyek pengembangan energi terbarukan,” ujar Subramaniam di sela-sela 52nd ADB Annual Meeting 2019 di Nadi, Fiji, Rabu, 1 Mei 2019.
Baca: Pemulihan Pascabencana Indonesia, ADB Beri Pinjaman USD 500 Juta
Di luar pembiayaan infrastruktur, ADB juga telah menggelontorkan dana bantuan bencana senilai US$ 1 juta pada 2018 untuk membantu pemulihan korban gempa Palu, Sulawesi Tenggara. Proyek tersebut masih terus berjalan, di mana fokus pada tahun ini adalah pemulihan fasilitas infrastruktur dasar seperti pelabuhan, sanitasi, serta irigasi yang terkena dampak gempa dan likuifaksi.
BISNIS