TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyoroti sikap sejumlah lembaga dan kementerian yang ia nilai tak bijak dalam mengelola manajemen keuangan. Ia mengetahui banyak anggaran yang secara konsisten dibelanjakan beberapa pihak untuk kegiatan-kegiatan tidak produktif.
Baca: Siap-siap, Sri Mulyani Beri Sinyal Iuran BPJS Kesehatan Naik
“Yang tidak produktif itu belanja perjalanan dinas, paket meeting. Banyak yang harusnya meeting bisa di kantor dibuat di luar kantor,” ujar Sri Mulyani dalam acara Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat atau Rakorbangpus di kantor Bappenas, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 30 April 2019.
Sri Mulyani mengatakan, anggaran paket rapat biasanya mengambil dana dari pos yang seharusnya dipakai untuk pemeliharaan gedung. Karena itu, ia prihatin banyak gedung lembaga atau pemerintahan yang sudah tua, namun tidak pernah dirawat karena anggarannya ‘disulap’.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini pun kemudian berbagi kisah. Ia mengaku pernah masuk ke sebuah gedung pemerintahan tua lalu memprediksi bangunan itu sudah 30 tahun tak dirawat ulang. Saat naik lift, lift tersebut terbuka tidak tepat di lantai yang dituju, melainkan berada di antara lantai. “Sekarang Anda tertawa. Tapi kalau mengalami, bayangkan rasanya,” ujar dia.
Sri Mulyani juga menyoroti, banyak pihak yang mengakali pengadaan anggaran perjalanan dinas. Beberapa rapat sengaja digelar di luar Jakarta, seperti di Tangerang. “Rapat luar kantor, rapatnya di Serpong. Itu sudah tercatat di provinsi lain. Saya sudah tahu triknya itu,” ucap dia.
Baca juga: Kembangkan Panas Bumi, Sri Mulyani Ingin Tiru Islandia
Menurut Sri Mulyani, seharusnya penyelenggara negara bijak dalam menggunakan anggaran. Sebab, cara pemangku kepentingan menggunakan anggaran mencerminkan sikap dan kualitas negara.
Berlatar dari kasus-kasus itu, Sri Mulyani mengatakan Kementerian bakal memberlakukan efisiensi belanja pada 2020 untuk RAPBN 2020. Efisiensi ini khusus diberlakukan untuk perjalnan dinas, paket rapat, dan honorarium.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA