TEMPO.CO, Blora -Pemerintah menargetkan Bandar Udara atau Bandara Ngloram, bisa didarati pesawat pada akhir 2020. Kementerian Perhubungan tengah mengupayakan pembangunan fasilitas bandara tahun 2019 dan 2020 ini.
BACA: Kisah Hamza, Warga Palestina Terkatung-katung di Bandara Soetta
Bandara Ngloram berlokasi di Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Bandara yang lokasinya tak jauh dari perbatasan di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur itu kini tengah mengaktifkan kembali (reaktivasi) proyek-proyek penunjangnya.
Menurut Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Blora, Hariyanto rapat percepatan pembangunan Bandara Ngloram telah dibahas di Kantor Gubernur Jateng, pekan ini. Rapat dipimpin Sekretaris Daerah Jateng Sri Puryono dan diikuti Wakil Bupati Blora H Arief Rohman serta Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Dewandaru, Yoga Komala. ”Targetnya akhir tahun 2020 bandara bisa didarati pesawat,” ujarnya pada Tempo Selasa 30-April 2019.
Meski demikian, lanjutnya, bahwa Ngloram belum masuk sembilan proyek strategi nasional. Namun Kementerian Perhubungan memberikan perhatian khusus Kabupaten Blora. Makanya, sejumlah tahapan pembangunan di 2019 dan 2020 telah dibahas dalam forum rapat.
BACA: Bandara Yogyakarta Siap Beroperasi, Intip Moda Transportasinya
Pada 2019 ini, pekerjaan yang dilaksanakan adalah perpanjangan runway 300 meter kali 30 meter, taxiway termasuk marking (satu paket). Juga pemenuhan standar pagar bandara, penyusunan rancangan teknik terinci atau RTT fasilitas sisi udara dan sisi darat, serta pengawasan pembangunan sisi udara.
Sedangkan di 2020, akan ada 16 paket kegiatan. Di antaranya melanjutkan perpanjangan landasan menjadi 1.400 meter kali 30 meter dan turning area 1500 meter persegi.
Selain itu juga rekonstruksi apron dan taxiway, pembuatan drainase sisi udara, penyelesaian pagar bandara, pembangunan gedung terminal, pembangunan gedung operasional, gedung kantor, tempat ibadah, pembuatan landscape, gedung PKP-PK. Juga pembangunan akses jalan, peralatan parkir, pembuatan tempat parkir kendaraan, pembangunan jalan masuk ke bandara, pengadaan kendaraan operasional dan pengadaan Air Field Lighting.
Juga penambahan lahan sekitar 35.000 meter persegi. “Tujuannya kegiatan 2020 bisa dilaksanakan,’’ tandas Hariyanto.
Sebelumnya Wakil Bupati Blora Arief Rohman menyatakan, daerahnya sedang melakukan proses pembebasan lahan seluas 6,2 hektare untuk dua bagian. Yakni 3,1 hektare untuk keperluan apron bandara oleh Dinas Perumahan Permukiman dan Perhubungan, serta 3,1 hektare untuk pembangunan akses jalan masuk ke bandara oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR).”Kita sedang proses ukur tanah oleh Kantor Pertanahan Blora,’’ ungkapnya.
Pemerintah Blora, lanjut Arief berharap Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membantu dalam hal pembebasan tanah. Yaitu untuk akses jalan masuk ke bandara, sekaligus pembangunannya.