TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan Indonesia akan dihadapkan dengan tantangan pembangunan berupa perangkap pendapatan menengah atau middle income trap. Kondisi ini memungkinkan Indonesia berhasil mencapai tingkat pendapatan kelas menengah, tapi tidak bergerak maju ke level high income.
BACA: BPJS Kesehatan Tanggapi Rencana Pemerintah Naikkan Iuran
"Sejarah dunia mencatat banyak negara yang terperangkap di tengah, di middle income trap. Indonesia harus mampu escape from middle income trap," ujar Sri Mulyani saat Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat atau Rakorbanglus di kantor Bappenas, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 30 April 2019.
Sri Mulyani mencontohkan, negara-negara yang telah terjebak dalam pendapatan menengah adalah sejumlah negara di Amerika Latin. Misalnya Argentina, Peru, Brasil. Ada pula Columbia. Umumnya, negara-negara yang berada dalam kubangan middle income trap ini menghadapi sejumlah masalah. Misalnya tingginya korupsi dan rendahnya pembangunan infrastruktur.
BACA:Reaktivasi KA Cibatu - Garut Ditargetkan Rampung Akhir 2019, Sri Mulyani: Salut
Adapun negara yang berhasil keluar dari middle income trap jumlahnya tak banyak. Ia memperkirakan tak lebih dari 20 negara melaju menuju high income. Negara-negara yang berhasil mentas dari perangkap pendapatan menengah itu mayoritas berada di Asia. Misalnya Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Hong Kong, dan Malaysia.
Sri Mulyani mengatakan, Indonesia bisa belajar dari negara-negara tersebut dengan sejumlah antisipasi. Di antaranya dengan merancang arah makro fiskal yang berorientasi pada optimalisasi pendapatan negara. Adapun arah kebijakan fiskal dalam rencana pembangunan jangka menengah yang dirancang Kementerian Keuangan mulai 2020 ialah menggeber akselerasi daya saing melalui inovasi dan penguaran kualitas sumber daya manusia.
Kualitas SDM ini dapat ditingkatkan dengan memastikan kesejahteraan dari sisi kesehatan, kemampuan, hingga pasar tenaga kerja. Menurut Sri Mulyani, syarat Indonesia keluar dari middle income trap pada 2020-2030 adalah pertumbuhan rata-rata pendapatan per kapita penduduk mesti di atas 6 persen. Dengan demikian, ia menargetkan Indonesia mentas dari tantangan ini pada 2036.