TEMPO.CO, Bandung - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia sekarang punya lima sektor industri dengan pertumbuhan tinggi. Dari 38 sektor, katanya, industri mesin dan perlengkapan yang tertinggi dengan pertumbuhan 9,49 persen pada 2018.
Baca juga: Airlangga Hartarto: Jawa Barat Menarik Sebagai Ibu Kota Baru
Sektor industri lainnya yaitu kulit dan alas kaki (9,42 persen), industri logam dasar (8,99 persen). Kemudian industri tekstil dan produk tekstil (8,73 persen), serta industri makanan dan minuman (7,91 persen). “Pertumbuhan secara nasional 4,8-4,9 persen, tertarik ke bawah karena industri migas pertumbuhannya negatif dalam tanda kutip,” kata Airlangga di Aula Barat Institut Teknologi Bandung, Senin, 29 April 2019.
Sementara industri yang menjadi penyumbang terbesar pendapatan domestik bruto (PDB) berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada 2018 ada tiga sektor non minyak dan gas. Pertama industri makanan dan minuman (6,25 persen), industri alat angkutan (1,76 persen), dan industri barang logam, komputer, barang elektronik, dan peralatan listrik (1,74 persen).
Sektor industri jasa, menurut Airlangga, pertumbuhannya tinggi namun kontribusi ke PDB masih rendah. Penerimaan negara terkait pajak dari sektor industri pada 2018 sebesar 30 persen atau naik 11,12 persen dibanding 2017. “Realisasi pajak sektor industri Rp363,60 triliun,” katanya. Dari cukai pun masuk Rp151 triliun.
Airlangga juga mengatakan, dari segi investasi dalam empat tahun terakhir sebesar 41 persen berasal dari sektor industri. “Kita melihat sektor industri perlu diberi perhatian khusus untuk pengembangan perekonomian nasional,” ujarnya.
Dalam konteks ekspor impor, industri manufaktur berkontribusi ekspor sebesar 72 persen dari ekspor nasional. “Sektor terbesar dari makanan minuman, logam, bahan kimia dan barang dari bahan kimia, ini sudah manufaktur,” kata Airlangga Hartarto.