TEMPO.CO, Bandung - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan wilayah Jawa Barat bagian utara atau timur menarik sebagai calon ibu kota baru.
Baca juga: Bappenas: Estimasi Biaya Pemindahan Ibu Kota Rp 466 Triliun
“Studi (ibukota) di Kalimantan masih bisa dikaji lagi, mana tempat lain yang lebih efisien,” katanya di Aula Barat Institut Teknologi Bandung, Senin, 29 April 2019. Airlangga hadir bersama Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara hadir sebagai pembicara kunci tentang revolusi industri 4.0.
Airlangga mengatakan kajian ibu kota negara yang baru menarik dikaji terkait dengan era digitalisasi. Calon ibu kota itu harus dipikirkan sejak sekarang menuju Indonesia 2045. “Kajian tambahan dari ITB dengan planning wilayahnya menjad tantangan. Presiden juga akan mempelajari itu,” katanya.
Menurut dia, ada beberapa model pengembangan ibu kota seperti seperti Putrajaya dan Kuala Lumpur di Malaysia.
Dia meminta ITB mengkaji calon ibu kota yang baru sesuai studi pembangunan. Airlangga mengatakan, Jawa Barat merupakan daerah yang ekonominya berbasis industri hingga mencapai hampir 40 persen.
“Karawang, Bekasi, Purwakarta adalah Detroit-nya Indonesia. Di mana berbagai produk dieskpors tertutama otomotif dan elektronik,” katanya.
Perbaikan koridor ekonomi Jawa Barat dinilainya bisa meningkatkan pembangunan seperti transportasi orang dan barang. Potensi lainnya di wilayah Indramayu karena sudah ada Bandara Kertajati. “Menyusul dermaga Patimban,” ujar Airlangga.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo telah mengambil keputusan dalam rapat terbatas di kantornya soal wacana ibu kota yang baru, Senin, 29 April 2019. “Presiden memilih alternatif ketiga, yaitu memindahkan Ibu Kota ke luar Jawa. Ini barangkali salah satu keputusan penting yang dilahirkan hari ini," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro.
Baca berita Airlangga Hartarto lainnya di Tempo.co