4. Lagi, Pelecehan di Bus Transjakarta
Pria berinisial IK dilaporkan atas dugaan pelecehan seksual oleh seorang mahasiswi perguruan tinggi swasta di Jakarta karena memegang pahanya saat berada di bus Transjakarta, Senin, 6 Maret 2017. Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Jatinegara saat itu, Ajun Komisaris Bambang Edi mengatakan korban melaporkan peristiwa yang menimpanya ke Polsek Jatinegara dengan ditemani petugas Transjakarta.
Meski sempat diperiksa dan ditahan, ucap Bambang, pihaknya melepas IK. Alasannya, laporan korban tidak memenuhi unsur pelecehan seksual. “Enggak ada unsur pidananya, pelaku hanya menyolek bagian pahanya dengan kelingking. Bukan paha atas ya, tapi bagian dekat dengkul,” ujar Bambang saat dihubungi, Selasa, 7 Maret 2017. “Kalau dipegang bagian payudara atau alat kelaminnya, itu bisa (masuk pelecehan).”
Selain memeriksa IK dan mahasiswi tersebut, Bambang mengatakan pihaknya memeriksa petugas on board halte Cawang Otista bernama Fitri sebagai saksi. Korban, ucap Bambang, juga telah dirujuk untuk visum. “Saksinya ada petugas Transjakarta. Dia juga bilang cuma pakai jari. Bagaimana kalau begitu? Mau visum juga memang keliatan,” ujarnya.
Mengenai motif IK menyentuh paha mahasiswi tersebut dengan jarinya, Bambang menuturkan pelaku mengaku hanya iseng. Menurut Fitri, kata Bambang, IK mengaku telah beberapa kali melakukan hal serupa di Transjakarta. “Cuma iseng. Pelakunya juga seperti terpelajar, kok. Tapi ya kami tetap buatkan laporan dan diperiksa sesuai dengan prosedur,” ucap Bambang.
5. Pelecehan di KA Jawa
Lalu terakhir yaitu pelecehan di KA Sembrani. Kejadian ini viral setelah akun bernama @xrybqby ini mengunggah kisahnya pada Selasa, 23 April 2019. Kisah @xrybqby telah diretweet sebanyak 23 ribu, dibalas 788 akun dan disukai oleh 8.500 akun.
Dalam kronologi yang diunggah di utas tersebut, @xrybqby mengatakan kejadian pelecehan tersebut terjadi saat dirinya tengah tidur di dalam kereta dan duduk bersebelahan dengan pelaku pelecehan seksual tersebut.
Saat korban tidur, pelaku tiba-tiba memegang tangan korban. Setelah itu, pelaku bahkan berani menciumi tangan dan mengendus-endus tangan korban. Kejadian ini membuat korban tidak nyaman dan berusaha mengembalikan posisi pada semula.
Lantaran takut, semula BSY hanya merapatkan selimut. Namun, ketika tindakan sudah melampaui batas, korban berdiri dan melapor kepada petugas. Namun, korban mengaku tak memperoleh respons yang terlalu menyenangkan dari petugas. Menurut dia, petugas menganggap kejadian itu wajar terjadi. “Ah, biasalah mbak. Mbaknya terlihat seperti anak karaokean,” tulisnya.
Mengenai hal ini, KAI memohon maaf apabila ada perilaku dari petugas yang mungkin kurang berkenan. “KAI juga akan terus melakukan pembinaan terhadap petugas terkait,” ujar Edy dalam keterangannya.