TEMPO.CO, Dammam - Sejumlah pengusaha Indonesia menggelar pertemuan bisnis dengan Kamar Dagang dan Industri Provinsi Timur, Arab Saudi atau Asharqia Chamber di Kota Dammam pada Kamis, 25 April 2019. Delegasi Indonesia dipimpin Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel yang didampingi Hasan Gaido, Ketua Indonesia Saudi Arabia Business Council.
Baca: Indonesia Jadi Tamu Kehormatan Pameran Waralaba di Arab Saudi
Anggota Dewan Asharqia Chamber, Dhary Al-Otaishan, menyampaikan bahwa hubungan Indonesia dan Arab Saudi memasuki dimensi baru pasca kunjungan Raja Salman bin Abdulazis Al Saud ke Indonesia pada Maret 2017. "Hubungan persaudaraan antara kedua negara terus meningkat atas dasar kesamaan keyakinan dan kepentingan,” kata Dhary Al-Otaishan seperti rilis dari KBRI Riyadh yang diterima Tempo pada Sabtu, 27 April 2019.
Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel (berpeci hitam), dalam acara World Franchise Exhibition 2019 di Arab Saudi. Foto: dok KRBI Riyadh
Menurut Dhary Al-Otaishan, kesungguhan pengusaha Arab Saudi menjalin kerja sama dengan pengusaha Indonesia salah satunya disemangati oleh jumlah penduduknya yang merupakan mayoritas muslim. Selain itu juga dikuatkan adanya pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Raja Salman bersama Putera Mahkota Pangeran Muhammad bin Salman atau MBS pada pertengahan April lalu.
Agus Maftuh menambahkan, pertemuan bisnis ini sebagai tindak lanjut dari perjumpaan antara Presiden Jokowi dan Raja Salman. "Dengan semangat Saunesia (sebuah terminologi diplomasi yang menggambarkan hubungan istimewa Arab Saudi dan Indonesia), saya yakin hal tersebut dapat direalisasikan," kata dia.
Hasan Gaido mengatakan, hubungan kedua negara yang istimewa ini mempunyai potensi bisnis yang besar. “Selama ini hubungan bisnis kedua negara masih didominasi urusan haji dan umrah. Kamidari kalangan pengusaha ingin lebih meningkatkan di bidang perdagangan, investasi, dan pariwisata. Indonesia juga siap untuk berpartisipasi dalam Visi Saudi 2030, khususnya dalam menyediakan sumberdaya manusia profesional".