TEMPO.CO, Bandung -Direktur Pemasaran Bio Farma Sri Harsi Teteki mengatakan, Global Polio Eradication Initiative (GPEI), lembaga rekanan Badan Kesehatan Dunia atau WHO mengirim surat pada Bio Farma untuk menyediakan stockpiling bulk Monovalent Oral Polio Vaccine Tipe 2 (mOPV-2) sebanyak 500 juta dosis.
BACA: WHO Sarankan Anak 5 Tahun Tak Nonton TV Lebih dari 1 Jam
“Bio Farma menanggapi positif permintaan dari the GPEI-WHO tersebut, dan berkomitmen untuk mendukung program WHO-GPEI yaitu Global Stockpilling mOPV type 2, untuk mengantisipasi wabah virus polio liar tipe 2 secara global,” kata dia, dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 26 April 2019.
Permintaan kerjasama lewat surat itu ditindaklanjuti dengan kedatangan delegasi Unicef Suppy Division dari Copenhagen untuk membahas kerjasama itu sejak tiga hari terakhir. Delegasi Unicef dan Bio Farma membahas permintaan penyediaan stokcpilling mOPV2 dalam bentuk produk akhir sebanyak 60 juta dosis atau 3 juta vial untuk kebutuhan tahun ini.
BACA: Vaksinasi Rendah, Kasus Campak Naik 3 Kali Lipat di Seluruh Dunia
WHO bekerja sama dengan Unicef menyiapkan global stockpiling mOPV type 2 lewat produsen vaksin dunia. Bio Farma, lewat mekanisme tender, menjadi salah satu produsen vaksin yang dipilih untuk menyediakan sekaligus menyimpan produk vaksin tersebut.
Sri mengatakan, pada tahap awal kerja sama tersebut Bio Farma diminta memproduksi dan menyimpan produk mOPV-2 dalam bentuk produk akhir sebanyak 60 juta dosis atau 3 juta vial, yang harus tersedia mulai akhir bulan Juni hingga Agustus tahun 2019.
“Sebagai produsen vaksin terbesar di Asia Tenggara, kami memiliki tanggung jawab yang besar untuk mendukung program dunia dalam program global eradikasi penyakit Polio. Baru-baru ini memang terdapat 3 negara yang mengalami outbreak yaitu Nigeria, Congo, serta horn of Africa yaitu Somalia, Kenya dan Ethiopia,” kata Sri.
Bio Farma saat ini juga tengah melakukan riset vaksin polio generasi terbaru (nOPV), mulai dari pengembangan teknologi vaksin, uji klinis, hingga proses produksi. Terakhir lembaga donor milik pendiri Microsoft, Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF), bergabung untuk membantu pendanaan riset tersebut.
“Bio Farma sudah sejak tahun 2012 bekerjasama dengan BMGF khususnya untuk transfer teknologi produk-produk masa depan, seperti vaksin novel OPV ini,” kata Direktur Utama Bio Farma M Rahman Roestan dikutip dari keterangan tertulisnya yang diterima Tempo, Jumat, 26 April 2019.
Rahman mengatakan, selain lembaga dunia, Bio Farma juga tengah menjajaki kerjasama dengan pemerintah Maroko yang berniat mengembangkan fasilitas produksi vaksin. “Saat ini tim Bio Farma sedang berada di Maroko untuk mendiskusikan lebih lanjut tentang kerjasama ini,” kata dia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyempatkan diri berkunjung ke Bio Farma hari ini, Jumat, 26 April 2019 di sela kunjungannya di Bandung. Sri melihat langsung fasilitas riset dan pengembangan vaksin di Gedung Riset Bio Farma.
Baca berita tentang WHO lainnya di Tempo.co.