Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mencontohkan potensi panas bumi yang dikelola oleh Geo Dipa, sebuah BUMN di bawah Kementerian Kuangan, yang mencapai 1.200 Mega Watt (MW). Usai groundbreaking ini, Geo Dipa juga bakal membangun dua pembangkit yang didanai sebesar US$ 300 juta oleh Asian Development Bank (ADB).
Adapun kedua proyek ini berada di Jawa Tengah untuk Dieng 2 dan Jawa Barat untuk Patuha 2. Proyek akan berjalan selama empat tahun ke depan dan bakal beroperasi penuh pada 2023. Tambahan dua pembangkit ini membuat kapasitas yang terpasang di Geo Dipa baru sekitar 375 MW (105 MW pembangkit eksisting dan 270 MW di pembangkit Dieng 2 dan Patuha 2).
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) FX Sutijastoto, yang ikut hadir dalam acara ini menambahkan, kapasitas panas bumi di Indonesia bisa menghasilkan listrik hingga 29 Giga Watt (GW) atau 29 ribu MW. Namun, baru 1.948 MW saja atau 6,7 persen yang berhasil terpasang atau dimanfaatkan.
Baca juga: Sri Mulyani: KSSK Belum Bahas Holding Perbankan
FX Sutijastoto yang akrab disapa Toto ini mengatakan pengembangan energi panas bumi ini memang memiliki sejumlah tantangan dalam pelaksanaannya. Salah satunya yaitu mengenai risiko di awal proyek di tengah nilai investasi yang cukup besar. Sehingga, jaminan dari pemerintah menjadi cukup penting seperti proyek Geo Dipa yang turut dijamin oleh BUMN, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII).
Menanggapi Toto, Sri mengatakan sejumlah instrumen untuk meminimalisir risiko itu telah disiapkan Kementerian Keuangan. Mulai dari risiko eksplorasi karena lokasi proyek kerap berapa di kawasan hutan lindung, hingga instrumen subsidi jual beli listrik dari pengembang ke PT PLN.
FAJAR PEBRIANTO