TEMPO.CO, Jakarta - Produsen pesawat asal Amerika Serikat, Boeing mencatatkan penurunan laba perusahaan hingga 21 persen pada kuartal I 2019. Kerugian itu di antaranya karena kejadian dua insiden jatuhnya pesawat jenis 737 MAX yang dialami maskapai Lion Air dan Ethiopian Air.
Baca: Bos Lion Air Rusdi Kirana: Boeing Memandang Saya Seperti Celengan
Dikutip dari Dailymail 24 April 2019, Boeing pada hari Rabu mengumumkan kinerja keuangan kuartal I 2019. Laba perusahaan di kuartal pertama tahun ini juga turun ke level US$ 1,99 miliar atau US$ 3,16 per lembar saham. Sementara laba perusahaan di kuartal serupa tahun lalu sebesar US$ 2,51 miliar, atau US$ 3,64 per saham.
Boeing diperkirakan kehilangan US$ 1 miliar pada kuartal pertama, karena sebagian besar karena konsumen Boeing menghentikan pengiriman 737 MAX jet dan terjadi penurunan produksi.
Seorang juru bicara mengatakan, hal itu juga diprediksi mencakup biaya produksi yang lebih tinggi selama beberapa tahun ke depan. Boeing juga sudah mengalokasikan biaya yang tidak ditentukan terkait dengan pengembangan perbaikan perangkat lunak MAX dan pelatihan pilot.
Chief Executive Dennis Muilenburg mengatakan kepada analis, bahwa Boeing memiliki kepercayaan diri dalam memperbaiki perangkat lunaknya dan mengharapkan penerbangan sertifikasi dengan Administrasi Penerbangan Federal AS dalam 'waktu dekat' setelah menyelesaikan lebih dari 135 penerbangan uji dan produksi.
"Waktu pengembalian layanan untuk MAX akan terus berjalan dengan kerja berkelanjutan dengan regulator global dan pelanggan kami," kata Muilenburg.
Baca: Pekan Depan, Peninjauan Boeing 737 MAX Mulai Libatkan 9 Regulator
Muilenburg juga mengatakan, jika ada sesuatu yang bisa Boeing lakukan untuk membuat program pengembangan pesawat terbang atau proses sertifikasi menjadi lebih baik dan lebih aman, Boeing akan mengejar itu.