TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI mengumumkan laporan keuangan untuk periode Kuartal I/2019 yang mencatat pertumbuhan positif. Direktur Hukum dan Kepatuhan BNI, Endang Hidayatullah, mengatakan pada triwulan pertama, BNI mencatatkan laba bersih senilai Rp 4,08 triliun.
Baca juga: Didorong Pilpres, BI Sebut Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 5,2 Persen
"BNI mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 11,5 persen year on year. Laba meningkat dari Rp 3,66 triliun pada Maret 2018, menjadi Rp 4,08 triliun pada akhir Maret 2019," kata Endang saat konferensi pers laporan Kuartal I/2019 BNI di Wisma BNI 46, Jakarta Pusat, Rabu, 24 April 2019.
Endang menjelaskan bahwa laba bersih BNI terdiri dari pendapatan bunga bersih atau Nett Interest Income (NII) dan pendapatan non bunga (Fee Based Income). Selain itu juga ditopang efisiensi biaya operasional, serta terjaganya kualitas aset dari bank plat merah ini.
"Pendapatan bunga bersih (NII) tumbuh dari Rp 8,50 triliun pada Maret 2018 menjadi Rp 8,86 triliun pada Maret 2019; atau tumbuh 4,3 persen year on year," ujar Endang.
Endang mengatakan, ditengah ketatnya likuiditas pada industri perbankan yang tercermin dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 94 persen per Januari 2019, BNI mampu menjaga rasio LDR pada level 91,3 persen per Maret 2019. "Kondisi likuiditas ini dapat mendukung pertumbuhan kredit BNI ke depan," kata dia.
Untuk kinerja keungan BNI, Endang mengungkapkan bahwa ini tidak lepas dari pencapaian lima anak perusahaannya yakni BNI Syariah, BNI Life, BNI Multifinance, BNI Sekuritas, dan BNI Asset Management.
"Mereka memberikan kontribusi laba pada kuartal I tahun 2019 sebesar Rp 390,31 miliar atau tumbuh 37,6 persen year on year. Kontribusi itu setara 10 persen dari total laba bersih BNI," Endang menjelaskan.
EKO WAHYUDI