TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) menyiapkan anggaran senilai Rp 250 miliar untuk mengakuisisi perusahaan teknologi finansial atau fintech pada pertengahan tahun ini. Perseroan pun berencana membentuk perusahaan ventura sebagai kendaraan untuk merealisasikan aksi korporasi tersebut.
Baca juga: Didorong Pilpres, BI Sebut Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 5,2 Persen
Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan bahwa untuk mengakuisisi perusahaan fintech, perseroan membutuhkan kendaraan yakni venture capital. Rencana perseroan ini telah digagas sejak 2018, namun karena mempertimbangkan tingkat urgensi yang belum kuat, maka rencana itu ditunda hingga tahun ini.
"Rencananya kami akan akuisisi satu perusahaan terlebih dahulu. Kalau melihat timeline pada kuartal II/2019 ini atau sebelum Juni," katanya saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa 23 April 2019 malam.
Anggoro mengemukakan, fintech yang akan diakuisisi harus memenuhi kriteria tertentu, antara lain mampu menjadi pelengkap lini bisnis perseroan yang sudah berjalan selama ini. Dengan demikian, kemungkinan yang dipilih adalah fintechbidang pembayaran atau pendanaan. Bagi Anggoro, pengalaman bekerja sama dengan perusahaan peer-to-peer(P2P) lending selama ini juga telah memberi sedikit banyak gambaran pada perseroan terkait cara kerja dan sistem bisnis tekfin saat ini.
Menurut Anggoro, banyak perusahaan fintech di Indonesia yang memiliki potensi untuk besar di kemudian hari karena model kerja yang diterapkan sangat baik. "Jadi bagi kami fintech itu bisa jadi new distribution channel yang harapannya akan memperkuat bisnis khususnya segmen consumer kami," kata dia.
BISNIS