TEMPO.CO, Jakarta - Untuk menggaet pasar pada Ramadan hingga Lebaran, salah satu platform periklanan untuk internet terbuka, Criteo, menyarankan online shop berfokus pada kampanye pemasaran berbasis perangkat mobile dan aplikasi. Managing Director SEA-Pacific Criteo, Alban Villani, menuturkan penggunaan perangkat mobile pad pada Lebaran 2018 meningkat hingga 58 persen dibandingkan hari biasa.
Baca juga: Mudik Lebaran, 80 Armada Bus Trans Jawa Siap Beroperasi
"Di Malaysia dan Indonesia, penjualan mobile web menunjukkan kenaikan yang lebih besar, mencapai hingga 69 persen. Sementara penjualan pada desktop (komputer) mencapai 53 persen," tutur Alban, Selasa 23 April 2019.
Selain itu, penjualan melalui aplikasi juga meningkat hingga 41 persen di Malaysia dan Indonesia. Di Timur Tengah dan Turki, penjualan mingguan berbasis perangkat mobile masing-masing melonjak mencapai 17 persen dan 29 persen selama Idul Fitri. Alban mengatakan para peritel online perlu membuat aplikasi dan mobile web yang mudah akan sangat penting dalam mempertahankan penjualan ritel online yang kuat selama Ramadan.
Senior Account Strategist Criteo SEA, McCarl Leonardo, menuturkan selain menyiapkan infrastruktur, peretail online juga perlu mencermati waktu yang tepat untuk memberikan investasi yang lebih besar pada Ramadan dan Lebaran. Leo -sapaan Leonardo- mengatakan kenaikan permintaan untuk peretail online sudah dimulai sejak 10 hari menjelang Ramadan. Kenaikan permintaan tersebut akan bertahan hinga dua pekan menjelang Lebaran. Di Indonesia, Leo mencatat peningkatan sebesar 105 persen ritel online tahun lalu terjadi pada 5 Juni yang mana lebaran jatuh pada 14 Juni.
"Kami sarankan, memasuki pekan ketiga Ramadan, para peretail online bisa lebih gencar melakukan promosi dan meluncurkan strategi marketing mereka," kata Leo.
Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) Ignatius Untung mengatakan peretail online biasanya akan mempersiapkan diri untuk menyambut momen Ramadan dan Lebaran untuk meningkatkan penjualannya. Berbagai tawaran biasanya dilakukan oleh pelaku e-commerce, seperti potongan harga, cashback, hingga grats ongkos kirim. Rangkaian promo itu sudah dimulai sejak awal Ramadan. Adapun jenis produk yang paling dicari, kata Untung, karakter tiap platform berbeda. Namun, produk fashion, gawai, elektronik, dan makanan masih dominan. “Selain itu juga, penjualan tiket mudik juga paling dicari,” tutur Untung.
Direktur Shopee Indonesia Handhika Jahja meyakini, momen Ramadan dan Lebaran mampu mendongkrak animo belanja masyarakat. Hal tersebut terlihat dari capaian penjualan Ramadan tahun lalu yang meningkat hingga 500 persen dari capaian 2017. Handhika menuturkan, Shopee akan memanfaatkan momen tersebut dengan menawarkan rangkaian promo bertajuk Big Ramadan Sale, mulai dari kuis, program serba Rp 10 ribu, gratis ongkos kirim, dan potongan harga hingga 90 persen. “Program akan dilakukan sejak 22 April hingga 31 Mei tahun ini,” tutur Handhika.
Baca: Pajak E-Commerce Batal, Sri Mulyani: Roadmap Tetap Tahun Ini
Untuk menarik konsumen, Shopee menggunakan strategi berbelanja sambil beramal dengan meluncurkan fitur zakat dan donasi pada aplikasi. Untuk menjalankan program tersebut, kata Handhika, Shopee menjalin kerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) selaku exclusive donation partner melalui inisiatif hidangan berkah Ramadan. “Program tersebut mengajak pengguna mendonasikan sebagian rezeki kepada yang membutuhkan,” ujar Handhika.