TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menceritakan betapa ruwetnya mengurus perizinan usaha di Indonesia. Padahal, menurut dia, banyak investor dari luar negeri yang berminat investasi di Indonesia.
Baca: Jokowi Berharap Pertumbuhan Ekonomi pada 2020 Capai 5,6 Persen
"Sebelum masuk, mereka (investor asing) sangat antusias. Tapi begitu masuk, kita tahu semua betapa ruwetnya mengurus perizinan di negara kita," kata Jokowi saat melakukan pertemuan dengan Ikatan Notaris Indonesia di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 23 April 2019.
Jokowi mengatakan, setiap bertemu kepala negara dan investor yang berada di luar negeri, banyak yang menyampaikan keinginan besarnya untuk berinvestasi di Indonesia. Apalagi, peringkat kemudahan berusaha di Indonesia telah meningkat, yang semula berada di angka 120, kini menjadi 72.
Capaian tersebut merupakan lompatan yang besar. Namun, Jokowi melihat BUMN dari negara lain maupun investor swasta masih merasa ruwet dalam mengurus perizinan. Misalnya, waktu yang lama dan biaya yang mahal dalam mengurus izin usaha.
Kendala tersebut, kata Jokowi, menunjukkan bahwa eksekusi pemerintah sangat lambat. Pemerintah memiliki terlalu banyak aturan, sehingga izin yang harus dipenuhi juga banyak. Hal itu lah yang membuat para investor akhirnya berbalik badan dan batal berinvestasi.
Baca: Susun RAPBN 2020, Jokowi Minta APBN 2017 Jadi Acuan
"Padahal, jelas bahwa kunci pertumbuhan ekonomi di negara kita ada dua, kalau investasi masuk sebanyak-banyaknya, ekspor meningkat setinggi-tingginya. Kuncinya hanya dua itu," kata Jokowi.