TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta para menterinya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan dalam menyambut bulan Ramadan. "Meski ini sudah secara rutin tiap tahun, perlu saya ingatkan yang berkaitan dengan stabilitas, ketersediaan, harga bahan pokok betul-betul dicek, dikontrol," kata Jokowi saat memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa, 23 April 2019.
Baca: Ulang Tahun, Kementerian BUMN Jual Paket Pangan Rp 10.000
Jokowi mengingatkan agar jangan sampai ada lonjakan harga bahan pokok selama bulan puasa. Apalagi bulan Ramadan hanya tinggal dua pekan mendatang. Jika stabilitas dan ketersediaan bahan pokok bisa terjaga, Jokowi menilai umat Islam bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang.
Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sebelumnya juga telah meminta pemerintah daerah dan tim pengendalian inflasi daerah (TPID) agar menjaga tata niaga komoditas, serta mengawasi dengan ketat distribusi menjelang Ramadan.
Menurut Ketua KPPU KPD Makassar Aru Armando, pengawasan distribusi stok pangan dari para petani ke pasar harus dipantau. Sebab, dikhawatirkan ada tengkulak yang menimbun sehingga memicu lonjakan harga.
Aru menyatakan, yang menjadi arahan yakni bagaimana menjaga dan mengawasi distribusi pangan agar rakyat Indonesia, khususnya yang beragama Islam bisa menjalankan ibadah Ramadan dengan tenang tanpa ada gejolak harga di pasaran.
Ia mengatakan, kestabilan harga kebutuhan pokok pada 2019 harus bisa lebih baik atau sama dengan harga dari tahun sebelumnya mengingat kebutuhan jelang puasa Ramadan akan meningkat. "Biasanya pada bulan Ramadan dan Lebaran Idul Fitri, kebutuhan meningkat sehingga dibutuhkan peranan semua pihak untuk bisa menjaga stabilitas harga.
Menurut Aru, beberapa komoditas pangan yang selalu menjadi penyumbang inflasi yakni beras, daging sapi, bawang putih, telur, ayam, bawang merah, dan cabe rawit.
FRISKI RIANA | ANTARA