TEMPO.CO, Jakarta - Peminat moda transportasi via udara untuk keperluan mudik Lebaran tahun 2019 diperkirakan masih tergolong tinggi kendati tarif tiket pesawat melonjak belakangan ini. Hal ini disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan mudik dengan moda pesawat masih menjadi pilihan bagi sebagian masyarakat.
Baca: Tiket Pesawat Diminta Diturunkan, AP: Jumlah Penumpang Belum Naik
"(Mudik) Via udara potensinya masih jadi primadona mengingat negara kita ini negara kepulauan," ujar Budi Karya dalam rapat persiapan mudik di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Senin, 22 April 2019.
Menurut catatan Kementerian Perhubungan, jumlah pemudik yang akan memanfaatkan moda penerbangan berjumlah 9 persen atau 1,41 juta orang. Angka pemudik menggunakan pesawat tahun ini tak jauh berbeda dengan periode yang sama tahun lalu yang berjumlah 1,44 juta orang.
Jumlah pemudik dengan pesawat melampaui jumlah pemudik menggunakan sepeda motor yang berjumlah 943 ribu orang. Namun, menurut catatan, angka penumpang pesawat masih kalah jumlahnya dengan pemudik yang menggunakan moda bus. Penumpang bus mencapai 30 persen atau 4,5 juta orang.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti mengatakan kapasitas penumpang pesawat rute domestik per hari pada masa mudik Lebaran pada H-7 hingga H-7 Lebaran meningkat 2,38 persen ketimbang hari biasa. Sementara itu, maskapai akan menambah jumlah seat rata-rata 2,5 persen per hari.
"Total per hari kapasitas kursi mencapai 397.879," ujar Polana dalam pemaparannya. Sementara itu, pertumbuhan penumpang untuk rute luar negeri diprediksi tumbuh 7,88 persen ketimbang hari biasa. Polana mengatakan, sejak 2017, tren peningkatan jumlah penumpang rute luar negeri saat Lebaran diakui lebih tinggi ketimbang domestik.
Adapun jumlah armada yang akan beroperasi selama mudik berjumlah 547 pesawat dari 12 badan usaha angkutan udara. Armada paling banyak ialah Garuda Indonesia sebanyak 140 unit.
Sama halnya dengan angkutan darat, puncak arus mudik via udara mencapai puncak pada 31 Mei. Sedangkan arus balik pada 9 Juni 2019.
Untuk memastikan mudik jalur udara berjalan lancar, Polana mengatakan Direktoratnya akan memantau 36 bandara penerbangan domestik. "Di antaranya bandara yang dioperasikan Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, BP Batam, dan Ditjen Udara," ujarnya.
Selain itu, Kemenhub juga akan memantau lonjakan penumpang, kenaikan tiket pesawat dan tarif bagasi berbayar, lonjakan kapasitas angkutan udara. Kemudian, pihaknya bakal mengantisipasi bahaya terorisme, bencana alan dan cuaca ekstrem, dan narkoba.
Dalam waktu dekat, Kemenhub akan memastikan dilakukannya pengecekan atau ramp check untuk armada-armada pesawat. Selain itu, Kemenhub bakal memantau pola kinerja pilot.
Baca: Jeritan Industri Pariwisata dan Mahalnya Tiket Pesawat
Survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kemenhub menunjukkan, jumlah pergerakan pemudik pada 2019 mencapai 18,3 juta orang. Pergerakan ini terjadi selama 5 hari menjelang Hari H Idul Fitri. Sedangkan populasi rumah tangga yang melaksanakan mudik berjumlah 4,5 juta orang.
Simak berita terkait tiket pesawat lainnya di Tempo.co.