TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) akan mulai menggeser beberapa titik pemberangkatan umrah dan haji ke Bandara Kertajati. Hal ini dilakukan untuk menggenjot pergerakan jumlah penumpang.
Baca: Bandara Kertajati Dikritik Prabowo, Ini Kata Ridwan Kamil
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan pelaksanaan penerbangan haji hanya setahun sekali, tetapi untuk umrah bisa lebih menjanjikan banyak jumlah penumpang. Apalagi Bandara Kertajati ini akan memiliki dimensi landas pacu (runway) yang layak untuk mengakomodasi penebangan internasional dengan panjang mencapai 3.000 m.
“Kami menawarkan untuk titik pemberangkatan umrah dan haji itu mulai digeser ke Kertajati. Selama ini daerah asal seperti Jawa Barat dan Lampung dari Bandara Soekarno - Hatta,” kata Awaluddin, Ahad, 21 April 2019.
Awaluddin menambahkan selama ini Bandara Soekarno-Hatta melayani penerbangan umrah dan haji, setidaknya dari empat daerah asal yakni Lampung, Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat. Belum lagi daerah lain yang juga menawarkan untuk terbang dari bandara tersebut.
Menurut Awaluddin, pergerakan penumpang di Bandara Soekarno-Hatta dari penerbangan haji dan umrah saja cukup tinggi. Ia berharap ada beberapa daerah asal yang bisa diganti titik keberangkatannya.
Daerah asal yang dimaksud tersebut, kata Awaluddin, seperti Lampung dan kawasan Jawa Barat. Nantinya, calon jemaah dari kedua daerah tersebut akan diberangkatkan melalui Bandara Kertajati.
Cara tersebut cukup efektif untuk menumbuhkan pergerakan penumpang sembari menunggu penyelesaian proyek jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) sepanjang 60,47 kilometer (km). Jalan tol ini menjadi akses alternatif menuju Bandara Kertajati.
Baca: 2 Strategi Penerbangan Mudik Lebaran 2019 di Bandara Kertajati
Selain itu, prasarana transportasi ini mampu menyediakan konektivitas antara Jawa Barat bagian Selatan menuju Utara, lantaran menghubungkan dua tol yang telah beroperasi yakni Tol Purbaleunyi dengan jalan Tol Cikopo - Palimanan (Cipali).
BISNIS