Kendati demikian, implementasi konsep multi-airport system tiga bandara tersebut masih menunggu rampungnya jalan tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu. Namun, distribusi trafik penerbangan akan dicoba dalam waktu dekat dengan layanan penerbangan haji dan umrah. “Sambil menunggu Cisumdawu selesai, upaya kita akan fokus pada haji dan umrah,” kata Awaluddin.
Menurut Awaluddin, sesuai permintaan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ,Kertajati akan berfokus pada penerbangan umrah dan haji. Ridwan Kamil menginginkan hal itu secepatnya bisa dilakukan untuk mendongkrak layanan penerbangan dari Kertajati.
“Kalau Banten dan DKI tetap lebih pas di Soekarno-Hatta karena jaraknya dekat. Tapi kalau Lampung dan Jabar jangan lagi ke Cengkareng. Sangat ideal di Kertajati. Termasuk beberapa daerah di luar provinsi yang non embarkasi haji dan umrah. Contoh Semarang, dan beberapa daerah di Kalimantan, beberapa daerah yang dekat seperti Bengkulu, arahkan ke Kertajati. Sehingga dari Kertajati bisa diangkut dengan pesawat berbadan lebar, itu sangat ideal, dari Ketajati bisa langsung ke Jeddah-Madinah untuk umrah yang lebih rutin, setiap hari,” kata Awaluddin.
Awaluddin mengatakan, rencana itu sudah dibicarakan bersama Menteri BUMN, yang selanjutnya menugasi Garuda Indonesia membuka layanan penerbangan umrah dari Kertajati. “Kalau untuk haji sudah pasti, tapi kalau umrah bergantung maskapai me-manage dengan travel agent haji-umrah, karena itu perlu koordinasi dengan travel agent karena ini wilayah operasionalnya,” kata dia.
Baca: Bandara Kertajati Sepi, Ridwan Kamil: Tong Hariwang
Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan, rencana tersebut sudah dibahas dalam beberapa pertemuan sebelumnya. PT Angkasa Pura II menindaklanjuti dengan bertemu Menteri BUMN, sementara dirinya membahasnya bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. “Ada bahasan lanjutan nanti dengan maskapai, dalam hal ini Garuda. Ini akan menjadi pemetaan untuk penambahan trafik (Kertajati),” kata dia.
AHMAD FIKRI