TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan sejumlah indikator positif mewarnai situasi pasar di Indonesia, khususnya usai pemilihan umum yang dilaksanakan pada hari Rabu kemarin.
Baca: Sri Mulyani Yakin Modal Mengalir Deras ke RI Usai Pemilu Karena..
Baca Juga:
“Ya artinya kan dari sisi market melihat. Makanya ekspektasi capital inflow kemudian sekarang yang disebut wait and see (tidak ada).Yang selama ini dianggap menjadi salah satu faktor yang mengurangi daya investasi di Indonesia, itu kan sekarang dianggap tidak ada,” kata Sri Mulyani sesuai menghadiri rapat terbatas di Istana Negara, Kamis, 18 April 2019.
Kendati demikian, Sri Mulyani mengungkapkan pemerintah masih menunggu hasil penghitungan resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei mendatang. Yang paling penting, iamenjelaskan pemerintah akan fokus mengkomunikasikan arah kebijakan tahun ini dan menyiapkan kerangka-kerangka kebijakan pada tahun mendatang.
Optimisme terkait respons positif pasar terhadap hasil pemilu yang damai dan lancar diakuinya cukup berpengaruh terhadap stabilitas ekonomi Indonesia. Hal ini terlihat dari pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada awal perdagangan hari ini, sehari setelah perhelatan Pemilihan Umum 2019.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terpantau menguat 0,87 persen atau 56,58 poin ke level 6.538,12 pada pukul 09.13 WIB. Sebelumnya IHSG dibuka dengan kenaikan 1,35 persen atau 87,30 poin di level 6.568,84.
Baca: Sri Mulyani Usai Nyoblos: Usai Pemilu, Justru Pekerjaan Dimulai
Tak hanya itu, nilai tukar rupiah juga berhasil dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah masih melanjutkan penguatan selama 5 hari berturut-turut. Pada pembukaan perdagangan pada hari ini, rupiah menunjukkan keperkasaannya dengan menguat 0,59 persen atau naik 82 poin menjadi Rp 14.002 per dolar AS.
BISNIS