Sebelumnya, Garuda Indonesia menjadi sorotan oleh calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto. Mengutip studi Bloomberg, Prabowo mengatakan maskapai penerbangan pelat merah itu perlu okupansi 120 persen agar meraup untung.
Angka itu jauh bila dibandingkan maskapai asal Jepang ANA yang hanya butuh 60 persen untuk untung. "Garuda tidak bisa untung-untung kalau begini terus pengelolaannya, jadi mau bikin holding, holding, holding, yang sekarang saja tidak dikelola dengan baik," ujar Prabowo dalam debat di Hotel Sultan, Sabtu 13 April 2019.
Hal itu langsung dibantah Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan. Ia mengatakan selama ini belum ada airline yang bisa memiliki okupansi sampai 100 persen.
Baca juga: Benarkah Kondisi Garuda Seperti yang Disebut Prabowo?
Paling banyak, kata Ikhsan, okupansi maskapai paling mungkin bisa diperoleh sebanyak 95 persen. "Rata-rata tidak ada airline yang bisa sampai 100 persen okupansinya. Yang terbaik mungkin 78-80 persen saat ini seperti Singapore Airlines," kata Ikhsan ketika dihubungi Tempo, Ahad 14 April 2019.
HENDARTYO HANGGI | DIAS PRASONGKO