Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jokowi Unggul Versi Quick Count, Infrastruktur Bakal Dilanjutkan

image-gnews
Pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Joko Widodo alias Jokowi - KH Ma'ruf memberikan keterangan pers hasil hitung cepat Pemilu 2019 atau quick count Poltracking Indonesia di Jakarta Teater, Jakarta, Rabu, 17 April 2019. Jokowi meminta masyarakat untuk menunggu hasil penghitungan resmi KPU. TEMPO/Subekti.
Pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Joko Widodo alias Jokowi - KH Ma'ruf memberikan keterangan pers hasil hitung cepat Pemilu 2019 atau quick count Poltracking Indonesia di Jakarta Teater, Jakarta, Rabu, 17 April 2019. Jokowi meminta masyarakat untuk menunggu hasil penghitungan resmi KPU. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hasil quick count atau hitung cepat sejumlah lembaga yang memperkirakan Joko Widodo atau Jokowi akan melanjutkan kembali pemerintahan untuk lima tahun mendatang ditanggapi oleh perusahaan investasi global Morgan Stanley.

Baca: Sehari Setelah Pemilu, Jokowi Rapat Bahas Investasi Arab Saudi

Riset Morgan Stanely menilai kembali terpilihnya Jokowi sebagai Presiden RI bakal berpengaruh positif terhadap perekonomian Indonesia. Sebab, kebijakan pemerintahan saat ini diyakini akan dilanjutkan termasuk dalam hal infrastruktur.

Hal ini disebutkan dalam hasil riset Morgan Stanley bertajuk Incumbent wins; what's next after the dust settles yang dirilis hari ini. Dalam riset itu dinyatakan hasil quick count secara tidak langsung menghilangkan ketidakpastian politik dan memberi sinyal berlanjutnya kebijakan yang diberlakukan pemerintah saat ini. Adapun hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru akan diumumkan pada 22 Mei 2019.

Dari quick count yang dilakukan berbagai lembaga survei, pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 01 unggul di kisaran 54 persen - 56 persen. Sementara pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat 44 persen - 46 persen suara.

Riset Morgan Stanley menyebutkan dalam hal prioritas kebijakan Jokowi pada periode selanjutnya, hal-hal yang kemungkinan akan dilakukannya adalah melanjutkan kebijakan pada periode pertama. "Fokus ke industrialisasi melalui pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan mengakselerasi perkembangan infrastruktur, melanjutkan reformasi fiskal untuk meningkatkan daya saing ekonomi, dan reformasi institusional untuk memperbaiki kinerja pemerintah," tulis riset yang disusun oleh ekonom Morgan Stanley Deyi Tan, Zac Su, dan Jonathan Cheung.

Morgan Stanley mencatat dalam pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla, ada perkembangan signifikan di sisi infrastruktur, reformasi fiskal, iklim berusaha, serta upaya menekan angka kemiskinan dan ketimpangan. Di sisi infrastruktur misalnya, belanja pemerintah di sektor ini meningkat dari 1,8 persen PDB dan 10,2 persen dari total APBN pada 2013 menjadi 2,8 persen PDB dan 18,5 persen APBN pada 2018.

Di sisi reformasi fiskal, upaya yang dilakukan antara lain meningkatkan basis pajak, memperbaiki data dan sistem informasi pajak, mengerek kepatuhan pajak, dan mengatasi pengemplangan pajak. Program pengampunan pajak (tax amnesty) pada 2016 pun dipandang positif.

Kemudian, perbaikan iklim usaha di antaranya dilakukan melalui 16 paket kebijakan ekonomi yang mencakup berbagai sektor serta penyederhanaan proses perizinan untuk berusaha. Ada pula regulasi yang dikeluarkan untuk membantu memfasilitasi sektor-sektor yang terkait teknologi, misalnya e-commerce dan financial technology(fintech).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Adapun yang terkait kemiskinan dan ketimpangan adalah bantuan sosial (bansos) antara lain lewat Program Keluarga Harapan (PKH), perbaikan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), serta peningkatan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Seluruhnya diklaim mampu menekan angka kemiskinan dari 11,5 persen pada 2013 menjadi 9,7 persen pada tahun lalu, dan memperbaiki rasio Gini dari 0,41 persen pada 2013 ke level 0,38 persen pada 2018.

Morgan Stanley melanjutkan Indonesia memiliki struktur ekonomi yang terbilang kuat sehingga diproyeksi mampu mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang kuat tahun ini, berbanding terbalik dari negara-negara lainnya di Asia yang diprediksi mengalami pertumbuhan yang moderat. Secara keseluruhan, ekonomi Indonesia diperkirakan mampu tumbuh 5,3 persen pada 2019, sedikit lebih baik dari realisasi tahun lalu yang sebesar 5,2 persen. Hal ini disebut didukung oleh tiga hal.

Pertama, melonggarnya tekanan pembiayaan luar negeri. Kombinasi dari melonggarnya kondisi finansial global dan membaiknya kondisi makro ekonomi dalam negeri dinilai dapat menjadi alasan bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan kembali BI 7-day (Reverse) Repo Rate (BI 7DRRR) hingga 75 bps pada kuartal III/2019.

Berdasarkan catatan Bisnis, BI 7DRRR berada di level 6 persen, saat ini. Bank sentral menaikkan suku bunga acuan sebesar 175 bps sejak 17 Mei 2018.

Kedua, Indonesia lebih terlindungi dari pertumbuhan ekonomi global yang moderat. Kinerja ekspor Indonesia diakui belum sesuai harapan dan turut terpengaruh oleh perang dagang. Namun, orientasi ekspor Indonesia yang lebih rendah dari negara-negara lain di Asia Tenggara justru dinilai turut membuat Indonesia lebih terlindungi dari momentum dagang yang merugikan.

Baca: Jokowi Unggul Versi Quick Count, Saham BUMN Karya Melesat

Ketiga, pengeluaran fiskal pada tahun politik ikut mendukung pertumbuhan ekonomi. Kebijakan fiskal Indonesia diperkirakan tak akan seagresif sebelum-sebelumnya dan defisit fiskal kemungkinan bakal melebar menjadi 2,1 persen pada 2019, dibandingkan 1,8 persen pada tahun lalu.

BISNIS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

1 jam lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Selain Gibran dan Bobby Nasution, Khofifah Disebut Juga Bakal Terima Penghargaan Satyalancana

2 jam lalu

Khofifah Indar Parawansa bertemu dengan calon presiden Prabowo Subianto Sabtu, 17 Februari 2024/dok tim media Khofifah
Selain Gibran dan Bobby Nasution, Khofifah Disebut Juga Bakal Terima Penghargaan Satyalancana

Jokowi dikabarkan akan memberikan penghargaan kepada kepala daerah berprestasi, mulai dari Gibran, Bobby Nasution, hingga Khofifah.


Putusan MK Sebut Bansos Tak Untungkan Prabowo-Gibran, Ini Gelontoran Dana Bansos Seiring Pemilu 2024

4 jam lalu

Warga membawa beras dan bantuan presiden pada acara Penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah di Gudang Bulog, Telukan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 1 Februari 2024. Presiden memastikan pemerintah akan menyalurkan bantuan 10 kilogram beras yang akan dibagikan hingga bulan Juni kepada 22 juta masyarakat Penerima Bantuan Pangan (PBP) di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Putusan MK Sebut Bansos Tak Untungkan Prabowo-Gibran, Ini Gelontoran Dana Bansos Seiring Pemilu 2024

MK sebut penyaluran bansos menjelang pemilu tak untungkan Prabowo-Gibran. Ini gelontoran dana bansos triliunan rupiah menjelang Pemilu 2024.


Zainal Arifin Mochtar Desak DPR Serius Ajukan Hak Angket Ungkap Kejahatan Demokrasi

5 jam lalu

Pakar hukum tata negara yang juga dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Zainal Arifin Mochtar saat di Bandung, Jumat 23 Februari 2024. Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Zainal Arifin Mochtar Desak DPR Serius Ajukan Hak Angket Ungkap Kejahatan Demokrasi

Pakar hukum UGM Zainal Arifin Mochtar menilai putusan MK yang akhirnya memenangkan pasangan nomor urut 02 Prabowo-Gibran telah menyisakan pekerjaan rumah cukup berat.


5 Momen Megawati Bela Jokowi sebelum Pecah Kongsi Gara-gara Pilpres

6 jam lalu

Presiden Joko Widodo (kiri) dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) saat memberikan keterangan pers dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa, 6 Juni 2023. Rakernas yang mengusung tema 'Fakir Miskin dan Anak Terlantar Dipelihara oleh Negara' tersebut itu juga akan membahas pemenangan Pemilu 2024 serta mendengar pengarahan khusus dari Presiden Joko Widodo. TEMPO/M Taufan Rengganis
5 Momen Megawati Bela Jokowi sebelum Pecah Kongsi Gara-gara Pilpres

Ketika Megawati membela sejumlah kebijakan dan langkah politik Jokowi selama dua periode.


Putusan MK Sebut Jokowi Tak Terbukti Lakukan Nepotisme dan Abuse of Power, Apa Tindakan Masuk Kategori Itu?

6 jam lalu

Sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 dihadiri 8 hakim, gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Senin, 22 April 2024.  TEMPO/ Febri Angga Palguna
Putusan MK Sebut Jokowi Tak Terbukti Lakukan Nepotisme dan Abuse of Power, Apa Tindakan Masuk Kategori Itu?

Putusan MK sebut tidak ada bukti kuat Jokowi lakukan nepotisme dan abuse of power. Apa yang masuk dalam tindakan nepotisme dan abuse of power?


Dahulu Dipakai Jokowi untuk Seleksi Menteri, Deputi Pencegahan KPK Anggap Menstabilo Calon Menteri Zalim

6 jam lalu

Deputi bidang Pencegahan dan Monitoring KPK, Pahala Nainggolan dan Juru bicara KPK bidang pencegahan, Ipi Maryati (kiri), memberikan keterangan kepada awak media pasca pemeriksaan Rafael Alun Trisambodo, oleh tim Direktorat PP Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara KPK, di Jakarta, Rabu, 1 Maret 2023. Sebagai tindak lanjut pemeriksaan Rafael, KPK akan memeriksa sejumlah pegawai di Direktorat Jenderal Pajak yang diduga berada dalam satu komplotan. TEMPO/Imam Sukamto
Dahulu Dipakai Jokowi untuk Seleksi Menteri, Deputi Pencegahan KPK Anggap Menstabilo Calon Menteri Zalim

Deputi Pencegahan KPK menilai Prabowo Subianto tidak perlu melibatkan KPK dalam menseleksi calon menteri yang akan mengisi kabinetnya.


Jokowi akan Berikan Penghargaan Satyalencana pada Gibran hingga Bobby

6 jam lalu

Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, Kaesang Pangarep, Bobby Nasution
Jokowi akan Berikan Penghargaan Satyalencana pada Gibran hingga Bobby

Presiden Jokowi dikabarkan akan memberikan penghargaan kepada kepala daerah berprestasi, di antaranya Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution


Hotman Ungkap Ada Pihak yang Adu Domba Prabowo dan Jokowi

13 jam lalu

Wakil Ketua Tim Pembela Prabowo-Gibran, Otto Hasibuan (kanan) dan Anggota Tim Pembela Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Hotman Paris Hutapea saat memberikan keterangan di konferensi pers pada jeda sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta Pusat pada Jumat, 5 April 2024. TEMPO/Adinda Jasmine
Hotman Ungkap Ada Pihak yang Adu Domba Prabowo dan Jokowi

Pada pertemuan tim hukum Prabowo-Gibran hari ini di rumah dinasnya, Prabowo Subianto berpesan soal isu adu domba dia dengan Jokowi.


Disebut Bukan Kader PDIP Lagi, Jokowi dan Gibran Diajak Zulhas Gabung ke PAN

14 jam lalu

Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka saat ditemui usai menghadiri pertemuan Tim Hukum Nasional Prabowo-Gibran di kediaman Prabowo, Jl. Kertanegara No 4, Jakarta Selatan pada Selasa, 23 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Disebut Bukan Kader PDIP Lagi, Jokowi dan Gibran Diajak Zulhas Gabung ke PAN

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan mengajak Presiden Joko Widodo alias Jokowi beserta putranya, wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, untuk bergabung dengan partai yang dia pimpin itu. Zulhas, sapaan akrab Zulkifli, menyampaikan ajakan tersebut usai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menegaskan kembali bahwa keduanya bukan lagi kader partai banteng.