TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar Rupiah menguat sehari setelah pelaksanaan pencoblosan Pemilu 2019. Berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), Rupiah berada di angka Rp 14.016 per dolar Amerika Serikat pada Kamis, 18 April 2019.
Baca: Usai Pilpres 2019, Rupiah Diperkirakan Menguat ke Rp 13.950
Angka tersebut lebih kuat 50 poin ketimbang dua hari sebelumnya. Pada Selasa, 16 April 2019, kurs rupiah berada pada Rp 14.066 per dolar AS. Adapun pada Senin, 15 April 2019, rupiah berada pada level Rp 14.067 per dolar AS.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira memprediksi nilai tukar rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 13.900 - Rp 14.100 per dolar Amerika Serikat. "Pergerakan itu akan berlangsung pada pekan ini sampai pekan depan, kami belum melihat akan ada faktor yang melemahkan nilai tukar rupiah dari dalam dan luar," ujar dia dalam pesan singkat, Kamis, 18 April 2019.
Bhima memprediksi Indonesia bakal kebanjiran modal asing pasca rampungnya Pemilihan Umum 2019. "Tonenya optimistis," ujar dia. Ia mengatakan optimisme itu disebabkan oleh berjalannya Pemilihan Presiden kemarin secara kondusif dan aman. Dengan lancarnya ajang pesta demokrasi itu, Bhima yakin para investor akan melihat Indonesia sebagai negara yang dewasa berdemokrasi.
Sebelumnya, pelaku pasar diyakini merespons positif hasil sementara perhitungan cepat Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 pada Rabu, 17 April 2019. Pilpres 2019 diprediksi memberikan sentimen positif kepada pergerakan nilai tukar rupiah dan indeks harga saham gabungan dalam beberapa hari ke depan.
Adapun, berdasarkan hasil hitung cepat lima lembaga survei di Indonesia, pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin meraih perolehan suara lebih banyak dibanding pasangan nomor urut 02 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno. Kelima lembaga survei itu adalah Litbang Kompas, LSI Denny JA, Indo Barometer, Median, dan Kedai Kopi.
Baca: Usai Pilpres, Erick Thohir: Jokowi Langsung Ratas Sebagai Presiden Besok
Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede saat dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan sentimen penguatan terhadap mata uang Garuda sudah terlihat di pasar valas berjangka (NDF) di luar negeri yang menunjukkan tren penurunan pada "greenback" atau mata uang dolar AS.
"Mengingat sentimen eksternal juga turut mendukung penguatan Rupiah dimana pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada kuartal I 2019. yang masih sedikit lebih tinggi dari perkiraan, nilai tukar rupiah pada pasar domestik besok diperkirakan menguat hingga ke level Rp13.950-Rp14.100 dalam jangka pendek ini," kata Josua.
CAESAR AKBAR | ANTARA