TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira, memprediksi Indonesia bakal kebanjiran investasi asing pasca-Pemilu 2019. "Tonenya optimistis," ujar dia dalam pesan singkat kepada Tempo, Kamis, 18 April 2019.
Baca: KPU Minta Kubu Jokowi dan Prabowo Tidak Saling Klaim Kemenangan
Bhima mengatakan optimisme itu disebabkan oleh berjalannya Pemilu kemarin secara kondusif dan aman. Dengan lancarnya ajang pesta demokrasi itu, Bhima yakin para investor akan melihat Indonesia sebagai negara yang dewasa berdemokrasi.
Belum lagi, stabilitas ekonomi selama masa pemilihan presiden juga terjaga dengan cukup baik. Beberapa indikator, antara lain rupiah terjaga di Rp 14.000, indeks harga saham gabungan meningkat positif, surplus perdagangan, serta inflasi yang rendah. "Ini memberi optimisme," ujar Bhima.
Di samping faktor domestik, Bhima mengatakan ada faktor global yang mendorong derasnya arus modal asing ke dalam negeri, antara lain pertumbuhan perekonomian Cina yang cukup tinggi setelah sebelumnya diproyeksi rendah. Hal tersebut menjadi indikator bahwa dampak perang dagang mulai mereda.
"Ada optimisme di semester II, Cina mulai prospektif lagi kalau semuanya on the right track. Dari global ada risiko Brexit tapi sudah di,antisipasi oleh para investor," kata Bhima.
Dengan kondisi global itu negara berkembang akan lebih menarik dijadikan tempat investasi ketimbang negara maju. Dampaknya, banyak pemodal yang berburu aset berdenominasi rupiah. "Ini membuat dana asing akan banjir ke Indonesia."
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah mengatakan hasil hitung sementara yang menunjukkan kemenangan atas calon presiden inkumben Joko Widodo bisa memberi dampak positif bagi iklim investasi. Namun, hal tersebut kembali lagi kepada sejauh mana kebijakan dari pemerintahan Jokowi yang anyar dan bagaimana kondisi global mendatang.
CAESAR AKBAR