TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan di tahun-tahun akhir kepemimpinanya usai pemilu, ia ingin mewariskan perbaikan kelembagaan di Kementerian PUPR. Dia mengatakan hal ini adalah bagian dari reformasi birokrasi yang dikerjakan oleh Kementerian.
Baca: Mencoblos di TPS 013 Petogogan, AHY Masuk Daftar Pemilih Tambahan
"Kalau saya ditanya legasinya apa untuk tahun terakhir kabinet? Saya tidak ingin meninggalkan fisiknya, justru meninggalkan institusi yang kredibel, dapat dipercaya dan bermanfaat," kata Basuki ditemui usai mencoblos pada perhelatan pemilu 2019 di Tempat Pemungutan Suara atau TPS 01 Senayan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu 17 April 2019.
Berdasarkan pantauan Tempo, Basuki datang ke TPS Sekitar pukul 08.45 WIB. Mengenakan kemeja putih, Basuki datang bersama istrinya Kartika Nuraini dan juga anak serta cucunya. Keluarga ini kompak menggenakan atasan putih-putih.
Adapun dalam pemilihan ini Basuki hanya bisa mencoblos surat suara berwarna merah atau untuk presiden dan wakil presiden. Hal ini karena dia hanya terdaftar sebagai daftar pemilih tambahan bukan pemilih tetap di wilayah tersebut.
Basuki mengatakan, setelah fokus pada pembangunan infrastuktur selama 4 tahun, saat pemerintah tengah gencar dalam membangun sumber daya manusia (SDM). Kendati begitu, bukan berarti pembangunan infrastruktur menjadi ditinggalkan.
"Jadi membangun SDM supaya bisa memanfaatkan infrastruktur yang ada, walaupun masih ada kekurangan tapi tetap kami jalankan. Karena pembangunan yang optimal harus didukung SDM yang kuat," kata Basuki.
Dalam kesempatan itu, Basuki juga menyampaikan pandangannya selama bekerja menjadi pembantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Menurut dia, selama bekerja sebagai menteri Kabinet Kerja, Jokowi tidak pernah memerintah dengan otoriter tetapi lewat diskusi.
Pria yang lahir di Surakarta itu, mengatakan selama bekerja dengan Jokowi dibangun dengan mendasarkan pada loyalitas dan juga kepercayaan. "Itu basic kami bekerja. Beliau sama gitu. Bekerja kalau nggak sama frekuensi kan susah," kata Basuki.
Baca berita lainnya tentang Pemilu di Tempo.co.