TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri serta pemilik maskapai penerbangan Lion Air Rusdi Kirana mengecam penanganan Boeing atas kecelakaan penerbangan Boeing 737 MAX pada Oktober tahun lalu. Lion Air merupakan salah satu dari dua maskapai penerbangan yang kehilangan penumpang dan kru dalam kecelakaan baru-baru ini yang melibatkan 737 MAX.
Baca juga: Keluarga Korban Lion Air Layangkan Tuntutan ke Pengadilan Amerika
Dalam wawancara yang dilansir Reuters 16 April 2019, Kirana juga menuduh Boeing memperlakukannya sebagai "celengan". Padahal Lion Air telah menghabiskan puluhan miliar dolar untuk pesanan pesawat dengan Boeing untuk menjadi salah satu maskapai beranggaran terbesar di Asia.
“Mereka memandang rendah maskapai saya dan negara saya, meskipun mereka selalu ditangani dengan cara yang baik. Mereka memperlakukan kami sebagai Dunia Ketiga,” kata Kirana kepada Reuters.
“Mereka juga memandang rendah saya. Mereka memandang saya seperti celengan mereka," katanya dalam wawancara pertamanya sejak kecelakaan Ethiopia.
Pengusaha Indonesia ini juga mengatakan hingga saat ini sudah menjadi salah satu pelanggan Boeing yang memesan 187 pesawat dan 200 lainnya telah dikirim. Pada Desember 2018, Lion Air mengancam untuk menghentikan perintah itu, tetapi tidak memberikan informasi terbaru lebih lanjut.
Adapun setelah dua kecelakaan yang belakangan terjadi, Boeing telah memulai kampanye untuk memulihkan kepercayaan pada jet terlarisnya itu. Boeing juga berjanji untuk menghilangkan risiko apa pun, bahwa perangkat lunak anti-stall, yang dicurigai mendorong kedua pesawat itu ke bawah, dapat diaktifkan oleh data yang salah.
Pada November, menyusul laporan sementara mengenai kecelakaan Lion Air, Boeing menyuarakan pertanyaan apakah pilot telah menggunakan prosedur yang benar. Mengetahui hal itu, Kirana mengatakan reaksi Boeing itu kontras. Menurut dia, Boeing bersikap menyalahkan pada kecelakaan pertama, sedangkan pada kecelakaan kedua, Boeing meminta maaf.
Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters mengenai komentar Rusdi Kirana, Kepala Eksekutif Boeing Dennis Muilenburg mengatakan tetap berduka atas musibah tragis yang menimpa Lion Air. "Kami mohon maaf atas nyawa yang hilang dan sangat menyesalkan dampak yang menghancurkan pada keluarga, teman dan kolega penumpang dan kru," ujar Dennis.
"Rusdi Kirana telah menjadi pemimpin dan pelopor dalam penerbangan Asia," katanya, seraya menambahkan bahwa Kirana dan timnya "tetap menjadi mitra yang sangat dihargai bagi Boeing".
Baca berita Lion Air lainnya di Tempo.co
REUTERS