TEMPO.CO, Palembang - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, kereta layang ringan atau Light Rail Transit atau LRT Palembang harus terus dibenahi supaya semakin diminati masyarakat. Berdasarkan evaluasi selama ini untuk menunggu pemberangkatan kereta listrik itu agak lama dan itu perlu dipercepat
Baca: Anies Tuding 2 Proyek Sebabkan Banjir, Luhut: Gak Usah ke Publik
Budi Karya menjelaskan, jarak tempuh kereta listrik itu nantinya akan dimaksimalkan lagi terutama untuk memenuhi permintaan pengguna jasa transportasi tersebut. "Bila perlu, kurang satu jam kereta tersebut sudah tiba di stasiun, katanya usai evaluasi kereta layang ringan di Palembang hari ini, Selasa, 16 April 2019.
Kereta listrik tersebut saat ini masih dalam tahap uji coba sehingga harus terus dievaluasi. Budi Karya menjelaskan keberadaan LRT Palembang pada awalnya dipercepat karena ada perhelatan Asian Games pada 2018 lalu.
Oleh karena itu pihaknya terus memantau perkembangan LRT Palembang supaya semakin sempurna. Sementara mengenai subsidi kereta tersebut tetap dilaksanakan hingga kondisi operasionalnya semakin mapan.
Sebelumnya, tak sedikit pihak yang menuding LRT Palembang sebagai proyek yang gagal. Salah satunya disampaikan oleh Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Gerindra, Bambang Haryo Soekartono.
Bambang menilai LRT Palembang cenderung tak efektif karena saban hari tidak mengangkut penumpang dengan jumlah optimal. "Permasalahan LRT di Palembang itu sulit didorong,” katanya dalam rapat kerja bersama Menteri Perhubungan di ruang rapat Komisi V Kompleks DPR/MPR RI Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 18 Maret 2019. LRT Palembang hanya menghasilkan pendapatan senilai Rp 1 miliar per bulan.
Wakil Presiden Jusuf Kalla juga menilai LRT Palembang hanya menjadi ajang coba-coba para turis lokal yang datang. JK menilai pembangunan jalan di daerah lebih penting.
Baca: Anies Tuding LRT Bikin Banjir, Ini Jawaban Adhi Karya
Lebih jauh, JK mengingatkan agar pembangunan infrastruktur tidak hanya diperbaiki secara teknis, tapi juga ekonomis. "Ini suatu tanggung jawab kita semua untuk melihat itu sebagai bagian daripada evaluasi kita meningkatkan infrastruktur tapi juga manfaatnya bagaimana," ujarnya. Selain LRT Palembang, mengkritik proyek LRT Jabodebek dan pembangunan kereta api Trans Sulawesi.
ANTARA