TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior Ramli kembali mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal arah perekonomian Indonesia. Menurut dia, kebijakan ekonomi Jokowi-JK terlalu baik terhadap Cina.
Baca juga: Sandiaga Janji Turunkan Tarif Listrik 20 Persen, Reali
“Kebijakan ekonomi Pak Jokowi terlalu baik dengan Cina. Ini akan kami evaluasi, kita perlu sahabat dari mana-mana, termasuk Eropa, Jepang, Korea,” katanya usai debat pilpres kelima 2019 di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Sabtu, 13 April 2019.
Sebelumnya, pada debat terakhir capres, Prabowo Subianto justru meminta Jokowi mencontoh Republik Rakyat Cina. "Saya terus terang saja tidak menyalahkan Pak Jokowi, ini kesalahan semuanya, kita harus berani memperbaiki diri, kita harus contoh Republik Rakyat Tiongkok, dalam 40 tahun menghilangkan kemiskinan, kita harus mencontoh yang benar," kata Prabowo dalam Debat Pilpres kelima di Holten Sultan pada Sabtu, 12 April 2019.
Rizal menilai dalam perdagangan Indonesia tidak perlu kerja sama bila barang terus di-dumping (dijual dengan harga lebih murah dibanding di negara asalnya). Dia mengklaim, barang-barang dari Cina itu di-dumping di Indonesia, contohnya baja.
Dia juga mengatakan defisit neraca perdagangan RI dengan Cina semakin tinggi dalam hampir 5 tahun pemerintahan Jokowi-JK. Menurut Rizal, pada 2013 deficit perdagangan Indonesia dan Cina sekitar US$ 13 miliar, jumlah itu naik menjadi US$ 18 miliar pada tahun 2018.
Rizal juga menilai adanya Tenaga Kerja Asing atau TKA dari Cina yang datang ke RI semakin menyebar. Namun dia enggan menjelaskan secara detail jumlah TKA Cina yang bekerja di Indonesia. “Kalau berkuasa, Pak Prabowo akan negosiasi sehingga maksimum tenaga kerja Cina 10 persen,” ujar dia.
Rizal juga mengkritik defisit neraca perdagangan Indonesia pada 2018 yang menurutnya terbesar sejak 1975. Adapun 2018 defisit neraca perdagangan Indonesia US$ 8,57 miliar. “Hanya kerja-kerja, tapi kok hasilnya memble. Ini menunjukkan kerja yang tanpa strategi, makanya defisit,” kata dia.
HENDARTYO HANGGI | EGY ADYATAMA