TEMPO.CO, Jakarta – Perusahaan penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk turut disoroti calon presiden Prabowo Subianto dalam debat pamungkas yang digelar semalam, Sabtu 13 April 2019. Prabowo menuding kondisi BUMN di Indonesia karut-marut sehingga membuat salah satu lini bisnis, yakni penerbangan, merugi hebat.
BACA: Pembaruan Software Boeing 737 MAX Molor dari Target
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Arif Budimanta pun menanggapi pernyataan Prabowo tersebut. Menurut dia, kondisi penerbangan tak bisa hanya dinilai dari kacamata manajemen BUMN. Sebab, bisnis aviasi dipengaruhi pula oleh nilai tukar dan harga bahan bakar avtur.
“Kita enggak bisa melihat proses Garuda Indonesia itu hanya dari sisi sektor penerbangan kalau kita bicara neraca. Sebab nilai tukar kita terbatas dengan nilai current account,” ujar Arif saat ditemui seusai debat di The Sultan Hotel, Jakarta, Sabtu 13 April 2019. Sementara itu, harga avtur pun tidak bisa ditebak. Ia mengatakan naik dan turunnya bahan bakar pesawat dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak dunia.
Ihwal kondisi bisnis penerbangan tersebut, Arif menyatakan pemerintah telah memikirkan beragam solusi dan mengimplementasikannya. Pertama, Arif mengatakan kabinet Jokowi tengah berupaya menjaga kondisi current account atau neraca transaksi berjalan. Meski belum stabil, negara yakin tren neraca akan berada di level positif dan seimbang.
Untuk menjaga pasokan dan harga bahan bakar pesawat, Arif mengatakan pemerintahan Jokowi bakal membuka peluang swasta untuk menjual avtur. Saat ini, avtur hanya dijual oleh PT Pertamina Persero. Bila swasta mendagangkan, persaingan harga akan muncul. “Harga baru pun akan keluar. Swasta bisa mencari harga avtur yang lebih kompetitif sehingga price avtur bisa diturunkan,” ujarnya.