TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin, telah menyiapkan amunisi untuk debat pilpres pamungkas yang digelar sebagai babak akhir kampanye malam nanti. Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Johnny G Plate mengatakan Ma’ruf Amin bakal banyak membuat lawan debatnya dalam diskusi nanti malam tak berkutik dengan pemikiran luasnya di bidang ekonomi praktis dan konsep ekonomi syariahnya.
Baca: Debat Pilpres Kelima, Pertumbuhan Ekonomi Bakal Jadi Isu Utama
“Konsep ekonomi syariah akan disampaikan Ma’ruf Amin memiliki macam-macam program,” ujar Johnny saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 13 April 2019.
Ma’ruf Amin selama kampanye kerap menyampaikan bahwa ia memiliki pengetahuan dan kecakapan di bidang terapan ekonomi syariah. Hal itu dibuktikan dengan jabatannya sebagai dewan pengawas di empat bank syariah. Di antaranya Bank Mandiri Syariah, Bank BNI Syariah, Bank Mega Syariah, dan Bank Muamalat.
Tak jarang Ma'ruf Amin juga menyampaikan bahwa ekonomi syariah harus menjadi pemicu bagi penguatan ekonomi nasional. Adapun program yang akan dikembangkan Ma’ruf Amin terkait dengan ekonomi syariah meliputi santri-entrepreneur, perusahaan berbasis syariah, dan model pembiayaan dengan format yang seragam.
Ekonomi syariah akan dimaktubkan dalam Nawacita II Jokwowi bersama program lainnya yang akan dijangkau dalam lima tahun ke depan. Selain ekonomi syariah, Nawacita II memungkinkan adanya penguatan sumber daya manusia.
Kondisi perekonomian syariah Indonesia tahun lalu mencatatkan pemeringkatan. Menurut State of the Global Islamic Economy Report 2018/2019, Indonesia berhasil naik ke peringkat 10 besar indeks Global Islamic Economy Indicator (GIEI) dengan skor 45. Prestasi ini sama dengan yang diperoleh Brunei Darussalam.
Baca: Debat Pilpres Terakhir, Capres Diminta Bahas Industri Manufaktur
Indonesia meloncat satu peringkat dari sebelumnya peringkat kesebelas. Skor yang diperoleh Indonesia pada tahun sebelumnya adalah 42. Sementara itu, peringkat tertinggi diduduki Malaysia dengan skor 127, Uni Emirat Arab dengan skor 89, Bahrain dengan skor 65. Lalu, Arab Saudi dengan skor 54, Oman dengan skor 51, Jordan dengan skor 49, Qatar dengan skor 49. Kemudian Pakistan dengan skor 49, dan Kuwait dengan skor 46.
BISNIS