TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang debat capres terakhir pada Sabtu 13 April 2019, investor di pasar bursa saham masih terlihat wait and see. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta memperkirakan, indeks saham masih terkoreksi menjelang akhir pekan kedua April 2019.
Baca juga: Pilih Jokowi, Yusuf Mansur Ungkap Alasannya ke Sandiaga Uno
"Untuk indeks saham kalau untuk pekan ini diakui masih cenderung terkoreksi karena pelaku pasar wait and see," kata Nafan ketika dihubungi Tempo, Jumat 12 April 2019.
Merujuk data RTI, menjelang penutupan perdagangan sesi pertama pada Jumat 12 April 2019, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG tercatat menguat 0,08 persen ke level 6.415,08. Meski menguat menjelang penutupan sesi pertama, IHSG tercatat sempat dibuka melemah.
Hingga penutupan sesi pertama, sebanyak 193 saham tercatat melemah, 124 tak beranjak dan 163 saham menguat. Sepanjang sesi, sebanyak Rp 739,95 miliar dana asing tercatat keluar dari pasar bursa saham.
Selama sepekan terakhir IHSG tercatat telah melemah sebanyak 0,91 persen. Rata-rata IHSG bergerak dalam rentang 6.390,71 - 6.487,75 sepanjang pekan ini. Sedangkan secara kumulatif selama 30 hari ini, IHSG tercatat masih menguat 1 persen atau 61.306 poin.
Kendati demikian, menurut Nafan, secara fundamental, kondisi pasar bursa saham masih stabil. Hal ini karena pemerintah masih bisa menjaga stabilitas ekonomi sehingga pelaku pasar masih bisa melakukan investasi dengan tenang.
Nafan menjelaskan, secara historis, data serial IHSG menunjukkan bahwa kondisi Pilpres ataupun Pemilu Legislatif tak banyak berpengaruh pada kondisi investasi. Sejak pemilihan umum pada 2004, 2009 dan 2014, kinerja IHSG justru memiliki penguatan rata-rata 55,98 persen.
"Ini yang paling penting, secara jangka panjang tidak terjadi satu hal negatif, karena secara historis kerja IHSG saat Pilpres atau Pemilu justru menguat," kata Nafan.
DIAS PRASONGKO